Page 17 - Cakrawala Pendidikan
P. 17

Kemutlakan Peraliha.n Paradigma ...

        universitas  untuk  berkata  bahwa  das  Sein  memang  adalah
        perwujudan  das  So/len,   kalau  diketahui  bahwa  nilai-nilai
        kemanusiaan  tersebut  di  dalam  realitas  terdesak  oleh  perhatian
        universitas yc:mg  terfokus  hanya  pada  aspek kognitif manusia,  dan
        bahwa nilai-nilai yang  lain terabaikan oleh  program pengembangan
        ilmu  dan  teknologi,  yang  seakan-akan  tidak  berkaitan  dengan
        keimanan  dan  kebudayaan.  Singkatnya,  dengan  realitas  itu,
        pendidikan  di  universitas  bukan  (dan  belum)  segala-galanya,  dan
        ini berlaku mungkin pada semua universitas di tanah air.

        Universitas dan Sumber Daya Manusia
        Sejak  diterbitkannya  hasil  studi  intensif  mengenai  hubungan
        sumber  daya  manusia  dan  pembangunan  yang  dilakukan  di
        berbagai  negara  sekitar  1965  (Harbison  dan  Myers),  para
        pengelola  universitas  menjadi  semakin  yakin  bahwa  jelas  ada
        korelasi yang positif antara pendidikan (tinggi) dengan keberhasilan
        pembangunan.  Sejak  itu  pula,  para  pengelola,  terutama  dari
        negara-negara  yang  baru  mulai  berkembang,  berbicara  mengenai
        kebutuhan  yang  mendesak  akan  perlunya  universitas  sebagai
        tempat  melatih,  mengajar,  atau  mendidik  sumber  daya  manusia
        yang  berkemampuan  tinggi,  yang  diperlukan  sebagai  dinamisator
        di  dalam  pembangunan:  sebagai  ilmuan  yang  canggih,  sebagai
        pemikir  yang  tajam,  sebagai  penemu  yang  handal,  sebagai
        pemimpin yang  tangguh,  dan  sebagai  apa jugapun yang  dipikirkan
        (diharapkan)  menjadi  kekuatan  pembangunan.  Maka,  di  negara-
        negara yang  baru  berkembang  itu,  menjadilah  universitas  sebagai
        sebuah simbol kemajuan.  Logikanya sederhana:  universitas adalah
        pabrik  tenaga  terdidik;  makin  banyak  universitas.  makin  banyak
        lulusan;  dan  makin  banyak  lulusan,  makin  banyak tenaga  terdidik;
        bukankah  tenaga  itulah  yang  teramat  dibutuhkan  di  dalam
        pembangunan?
        Tetapi  logika  itu  baru  sebahagian  dari  kisah  perkembangan
       perguruan  tinggi.  Sahagian  yang  lain  adalah  kisah  realitas  yang
        negatif,  yang  menggambarkan  begitu  banyaknya  kendala  yang
        dihadapi  oleh  perguruan  tinggi  sehingga  kehendak  untuk
        menjadikan  universitas  sebagai  lembaga  pengembangan  sumber
        daya manusia  tidak  dapat berjalan  mulus.  Ketiadaan  pengalaman



                                                                  5
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22