Page 20 - Buku Pedoman Pendidikan Jarak Jauh
P. 20
Pendidikan )arak )auh •
diperlukan peserta didik, bilamana ia kurang mengerti bahan
ajarnya.
Kemandirian memang tidak dapat dituntut dari peserta didik
yang belum dapat membaca dan menulis, karena itu, bagi anak-anak
maupun orang dewasa yang belum dapat membaca dan menulis,
media PJJ yang digunakan adalah orang, biasanya orang tua untuk
anak-anak; dan anggota masyarakat lain yang sudah menguasainya
bagi orang dewasa. Orang yang ditunjuk menjadi media tersebut
mendapatkan tugas untuk menjelaskan apa yang harus dilakukan
atau diketahui peserta didik yang belum dapat membaca dan
menulis. Misalnya, yang dilakukan ibu-ibu di Australia untuk
mendidik anak kecilnya, atau ibu-ibu di Indonesia dalam mendidik
anaknya pada usia dini.
Lembaga PJJ sendiri menyediakan interaksi antara peserta didik
dan pendidik atau tutor untuk mengadakan interaksi (diskusi, tanya-
jawab) secara tatap muka atau jarak jauh (melalui surat, telepon atau
komputer). Akan tetapi tutorial ini jarang dilakukan sehingga peserta
didik memang harus banyak belajar secara mandiri. Bila peserta
didik tidak ingin belajar mandiri, PJJ bukan cara yang baik untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan (kecuali bagi mereka
yang masih sangat kecil dan yang masih buta huruf, PJJ dapat
dilaksanakan dengan media orang tua atau anggota masyarakat lain).
Kecuali (1) adanya jarak yang jauh antara peserta didik dan
pendidik, dan (2) individualisasi dan kemandirian dalam belajar.
Ada beberapa karakteristik lain yang menjadi ciri PJJ, yaitu (3)
adanya bahan ajar yang biasanya. dikembangkan sendiri oleh
lembaga PJJ, (4) penggunaan berbagai media pembelajaran, (5)
adanya bantuan b~lajar yang berupa tutorial dan bantuan belajar
lainnya yang terbatas, (6) adanya proses industrialisasi dalam
pengembangan, pengadaan dan distribusi bahan belajar.
2