Page 28 - Pendidikan IPS : Konstruktivistik da Transformatif
P. 28

utu bersifat relatif dan sangat terkait erat dengan konteks.
          MOleh  karena  itu,  makna  ‘mutu’ dapat  berbeda  untuk  setiap
          orang, tergantung sudut pandang, kepentingan, dan tolok ukur yang
          digunakan. Mutu tidak berdiri sendiri dalam suatu ruang hampa dan
          pengakuan  tingkat  mutu  selalu  dikaitkan  pada  unsur ‘perbandingan’
          dengan suatu ‘kondisi’ yang dianggap ideal yang lazim disebut standar
          atau tolok ukur. Oleh  karena itu, semua  pihak sepakat bahwa ada
          ‘tingkat mutu’ yang secara relatif dapat diterima oleh semua pemangku
          kepentingan yang memiliki tolok ukur yang setara.
              Telah ada banyak inisiatif nasional, regional, dan internasional yang
          dilakukan untuk merumuskan semacam standar atau tolok ukur dalam
          rangka  QA  dalam  PJJ.  Inisiatif-inisiatif  tersebut  telah  menghasilkan
          berbagai dokumen penjaminan mutu yang dapat digunakan, baik
          sebagai pedoman, standar, maupun indikator mutu. Jung et al. (2011)
          mengidentifikasi beberapa inisiatif tersebut dan menyebutkan di
          antaranya ada guidelines of quality assurance of distance learning yang
                                                         BAB IV
          dikembangkan oleh UK Quality Assurance Agency  (QAA),  quality
          standards for distance education dari Norwegian Association for Distance
                   DINAMIKA SOSIOHISTORIS-
          Education (NADE),  benchmarks for DE and e-learning dari Australasian
          Council on Open, Distance and E-Learning (ACODE), quality criteria for
                                       EPISTEMOLOGIS
          designing and delivering distance education dari National Association of
          Distance and Open Education Organizations of South Africa, the African
          higher  education  (including  DE)  quality  rating  mechanism dari African
          Union Commission, quality manual for e-learning in higher dari European
          Association of Distance Teaching Universities (EADTU), quality assurance
          statements of best practice dari Asian Association of Open Universities
          (AAOU), dan quality models in online and open education dari International
          Council for Open and Distance Education (ICDE). Ubachs dan Henderikx
          (2022) juga menyebutkan panduan manual  quality benchmarking
          terbaru  yang dikembangkan  oleh EADTU  yang disebut  E-xcellence.
          Meskipun pedoman/standar tersebut memiliki berbagai format dan
          komponen, mereka mencakup beberapa area utama QA yang konsisten
          dari waktu ke waktu. Berdasarkan penelitian ICDE, disebutkan bahwa
          QA yang efektif dan meningkatkan mutu tampaknya adalah sistem QA
          yang memiliki sifat sebagai berikut (Ossiannilsson, Williams, Camilleri, &
          Brown, 2015).
          •   Multifaset, misalnya sistem menggunakan beragam ukuran mutu,
              dan mempertimbangkan strategi, kebijakan, infrastruktur, proses,
              output,  dan  lainnya  untuk  sampai  pada  pandangan  holistik dan
              menyeluruh tentang kualitas.
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33