Page 113 - Pendidikan IPS : Konstruktivistik da Transformatif
P. 113
NASKAH BUKU BESAR PROFESOR UNIVESITAS TERBUKA
Hasil hasil-kajian mutakhir dari perspektif multikultural yang
104
dilakukan oleh Jegede dan Aikenhead (2000); Zamroni (2001); Stanley
dan Brickhouse (2001); serta Ogawa (2002) juga menyimpulkan bahwa
keniscayaan kurikuler esensialistik semacam itu, dapat menghambat
perkembangan tahapan progresif kognitif anak, mendistorsi atau
merusak genuine concepts, indigenous science, atau spontaneous concept
siswa tentang alam semesta yang dibangun dan dikembangkan dari
keseharian pengalaman personal, sosial dan kulturalnya di masyarakat;
mencabut siswa dari situasi nyata yang menjadi basis pembentukan
dan penggunaannya; kurang bermakna bagi siswa; dan menunjukkan
adanya “hegemoni atau imperialisme pendidikan” atas diri siswa. Bahkan,
lebih jauh lagi dapat mendistorsi atau merusak self-concept siswa yang
merupakan faktor esensial bagi pembentukan identitas atau karakter
siswa (Sumantri, 2002). Bila demikian, persoalannya adalah apakah “teori
struktur pengetahuan” tersebut masih relevan untuk digunakan sebagai
dasar bagi perumusan struktur materi kurikulum PIPS?
Bila dicermati, kelemahan dan kegagalan pemikiran Bruner (1978)
sesungguhnya lebih terletak pada “orientasi keilmuan” dari struktur
materi kurikulum yang sesungguhnya merupakan hasil penarikan
implikasi lebih jauh dari teori Piaget (Thomas, 1979), dan “prinsip difusi”
kurikulum yang diajukan; bukan pada kerangka konseptualnya tentang
hakikat dari struktur pengetahuan.
Sebab, hakikat struktur pengetahuan sebagai “relasi atau
keterkaitan” di antara bagian-bagian yang membangun struktur
pengetahuan tersebut, sejalan dengan pandnagan Piaget (Thomas,
1979) dan Vygotsky (Kozulin, 1998) tentang struktur internal siswa,
seperti telah dikemukakan di atas. Karenanya, teori tentang struktur
pengetahuan tersebut masih relevan untuk digunakan sebagai dasar
rekonstruksi struktur materi kurikulum PIPS.
Seperti sudah dikemukakan di atas, bahwa pola pengorganisasian
muatan di dalam struktur internal anak, baik dalam perspektif
konstruktivisme Piagetian dan Vygotskyan merupakan sebuah “organisasi
sistemik” (systemic organization) atau “tubuh informasi dan keyakinan”
(a body of information or belief a person) yang tersimpan dalam bentuk
“skema-skema” (cognitive and affective schemes) yang saling berkaitan
satu dengan lain membangun sebuah “jaringan struktural-fungsional” (a
structural and functional systemic relationship with each other).
Berpijak pada prinsip struktur internal tadi, maka rekonstruksi
struktur konten PIPS pun harus merupakan sebuah jaringan organisasi
isi yang sistemik, struktural maupun fungsional. Berdasarkan proposisi
itu pula, maka “the structure of a subject” menurut Bruner,