Page 161 - Quality Assurance of Blended and Online Learning : Standards and Implementation
P. 161
QUALITY ASSURANCE OF BLENDED & ONLINE LEARNING: STANDARDS AND IMPLEMENTATION
ASPEK-ASPEK KUNCI PENJAMINAN MUTU
149
Langkah kedua dan ketiga pada siklus penjaminan mutu
merupakan langkah yang sangat penting. Pada tahap ini, tim atau unit
penanggung jawab penjaminan mutu harus menerjemahkan kebijakan
mutu menjadi definisi-definisi mutu yang dapat diukur. Kemudian,
penanggung jawab penjaminan mutu juga harus mengembangkan
mekanisme dan prosedur pengukuran mutu tersebut: bagaimana,
oleh siapa, apa keterkaitan antarpelaku kegiatan, dan sebagainya.
Penanggung jawab penjaminan mutu dapat saja membuat semuanya
secara mandiri dari nol, tetapi dapat juga (dan ini yang paling efisien
sehingga yang paling banyak dilakukan) mengadopsi kerangka mutu
yang telah ada dan kemudian mengontekstualisasikannya dengan
kebutuhan institusi. Di sini, langkah terpenting adalah melakukan
window shopping atau membandingkan berbagai kerangka dan standar
penjaminan mutu yang telah ada sehingga dapat ditemukan yang
paling mendekati dengan kebutuhan sesuai dengan kebijakan mutu
institusi. Contohnya dapat merujuk pada bab ketiga buku ini.
Jika diputuskan akan mengadopsi salah satu kerangka penjaminan
mutu dan standar yang sudah ada, hal terpenting adalah melakukan
kontekstualisasi. Mengontekstualisasikan standar yang ada merupakan
aspek penting dari keberhasilan penjaminan mutu dalam pjj dan pjj
daring. Langkah ini melibatkan penyesuaian standar dengan konteks
dan persyaratan unik dari lingkungan pembelajaran serta memastikan
bahwa mereka relevan, bermakna, dan efektif dalam mempromosikan
pendidikan berkualitas tinggi. Proses ini mempertimbangkan
kebutuhan dan tujuan spesifik peserta didik, teknologi, dan infrastruktur
yang tersedia serta pendekatan pedagogis yang digunakan. Dengan
mengontekstualisasikan standar yang ada, proses penjaminan mutu
akan menjadi lebih relevan dan efektif, memberikan peta jalan yang lebih
jelas untuk memastikan mutu PJJ, pjj, dan pjj daring yang dilaksanakan.
Selain itu, mengontekstualisasikan standar membantu memastikan
bahwa pendidikan yang diberikan responsif terhadap tuntutan industri
yang berubah dan kebutuhan peserta didik serta mempromosikan
peningkatan berkelanjutan dan inovasi di lapangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, aspek penting yang harus
diperhatikan pada tahap pengembangan kerangka dan standar mutu
ini adalah sedapat mungkin melibatkan seluruh pemangku kepentingan
sedini mungkin. Hal ini merupakan upaya untuk menumbuhkan rasa
memiliki (sense of ownership) para pemangku kepentingan terhadap
program penjaminan mutu yang akan dilakukan. Semakin tinggi rasa
kepemilikan akan semakin besar potensi mereka mengimplementasikan