Page 121 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 121

Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB)                                                                                           Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta


                        lahir, bukan kepada nurnya kebenaran dan keadilan. Ia kadang-kadang kuat, tetapi
                104                                                                                                                                                                                             105
                        kuatnya adalah kuatnya kulit, padahal ia kosong-melompong di bagian dalamnya” ,
                                                                                                  18
                        ada poin penting yang masih belum dimiliki oleh kecerdasan buatan berbasis algoritma
                        komputer tersebut, yaitu nilai-nilai keadilan dan hati nurani. Sebagaimana Uni Eropa
                        yang berharap untuk mempromosikan pengembangan kecerdasan buatan yang tepercaya
                        melalui  langkah-langkah  seperti  mengembangkan  persyaratan  utama,  menerapkan
                        pilot  AI skala besar, dan membangun konsensus internasional tentang  “integritas”.
                        Kecerdasan buatan  yang berpusat pada manusia.  Poin ini akan menjadi  pekerjaan
                                                                    19
                        rumah para peneliti-peneliti bagaimana advokat kecerdasan buatan akan menghasilkan
                        keputusan-keputusan yang proporsional dan adil pada persoalan hukum yang dihadapi.


                        5.   Penutup


                             Oleh karena itu, untuk menciptakan  AI tidak bisa asal memiliki  ide untuk
                        menciptakan  kecanggihan  teknologi terbaru  semata.  Namun, perlu dipertimbangkan
                        kebermanfaatannya dalam masa depan terkait ide sistem AI itu. Kekhawatiran muncul
                        ketika  orang mungkin percaya  bahwa  AI mencerminkan  nilai-nilai  kemanusiaan.
                        Contoh tipikal yang sering dipelajari adalah ketika AI mengambil keputusan etis, ketika
                        bus berusaha menghindari  tabrakan,  tetapi  ketika  belokan kiri  menabrak  bayi kita,
                        belok kanan akan menabrak orang tua. AI lakukan? Ini harus dilakukan sepenuhnya
                        tanpa  program yang tepat, yang akan menimbulkan prasangka. Mesin bisa menjadi
                        bias ketika kumpulan data  yang dilatih tidak mewakili apa yang ingin dilatih. Kembali
                        mengutip pernyataan Soekarno bahwa “Ia cinta kepada gebyarnya lahir, bukan kepada
                        nurnya kebenaran dan keadilan. Ia kadang-kadang kuat, tetapi kuatnya adalah kuatnya
                        kulit, padahal ia kosong-melompong di bagian dalamnya”. Berkaitan dengan AI, pada
                        akhirnya kekuatan moral (kebenaran dan keadilan) dalam berhukum adalah pekerjaan
                        rumah  besar  bagaimana  menyandingkan  pendidik  –  profesi  hukum  manusia  dengan
                        kecerdasan buatan untuk dapat saling melengkapi.





















                        18  https://kumparan.com/faozan-amar/soekarno-dan-pendidikan-karakter-bangsa-1tZRiEori6Y/full,
                           diakses  pada  20 April 2022
                        19  Shank, D. B., & DeSanti, A. (2018). Attributions of morality and mind to artificial intelligence after
                           real-world moral violations. Computers in human behavior, 86, hlm. 401.
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126