Page 124 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 124

Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB)  Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta



 106            Geopolitik Bung Karno: Konvergenitas                                          107

                Internasionalisme, Regionalisme, dan

                Nasionalisme



                Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, M.Sc., DESD., ASEAN Eng.
                                    Rektor Universitas Pertahanan RI
                                      Dr. Ir. Hasto Kristiyanto, MM.
                                    Alumni Universtas Pertahanan RI


               1.    Pendahuluan


                     Geopolitik  adalah  ilmu  geografi  dan  politik  yang  berawal  dari  pemikiran
               Frederich Ratzel (1844-1904), seorang pemikir geografi dan etnografi Jerman ketika
               menjelaskan  Political  Geography. Pemikiran  tentang  ilmu  bumi  politik  tersebut
               kemudian dikembangkan lebih mendalam oleh Rudolf Kjellen (1864-1922), seorang
               ilmuwan dari Swedia yang kemudian untuk pertama kalinya mencetuskan terminologi
               geopolitik (Geographical Politics). Perbedaan pemikiran Ratzel dan Kjellen terletak
               pada fokus kajiannya, di mana Political Geography mengkaji fenomena geografi dari
               perspektif politik, sedangkan geopolitik memiliki  sudut pandang sebaliknya, yakni
               memandang fenomena politik dari perspektif geografi.
                     Geopolitik  klasik menekankan pada dominasi  fisik (ekspansi wilayah)  untuk
               menguasai  dunia dalam  konteks rivalitas  antara  negara-negara  penjajah.  Geopolitik
               klasik sangat dipengaruhi  oleh pemikiran  Karl Haushofer (1869-1946), Sir Halford
               Mackinder  (1861-1947), dan Alfred  Thayer  Mahan  (1840-1914), yang  menekankan
               pada penggunaan kekuatan militer  sebagai instrumen dominasi fisik. Selanjutnya,
               geopolitik  kontemporer  lebih berorientasi  pada dimensi baru dalam  dominasi fisik
               dengan  kekuatan  non-militer, seperti  penguasaan  komoditi  perdagangan,  monopoli
               teknologi, dll, dengan instrumen pemaksaan demokratisasi dan/atau isu-isu pelanggaran
               Hak Asasi Manusia (HAM).  Baik geopolitik klasik maupun geopolitik kontemporer
               berkaitan erat dengan salah satu disiplin sosiologi politik, yakni sosiologi keamanan.
                     Sebagaimana dalam pengantarnya tentang Sosiologi Militer, Ouellet (2005:1-35)
               berpendapat sosiologi keamanan adalah ilmu yang mempelajari masyarakat dalam proses
               dan pola interaksi sosialnya mewujudkan kondisi aman guna menjamin kelangsungan
               hidupnya. Sosiologi keamanan membahas hubungan antara masyarakat dan lembaga-
               lembaga keamanan di satu sisi dan masyarakat dengan proses keamanan itu sendiri pada
               sisi yang lain. Sosiologi keamanan juga memberikan penekanan terhadap pendekatan
               fungsional struktural dalam perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial dan
               jaminan atas berlakunya sistem sosial tersebut mengatasi berbagai bentuk ancaman yang
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129