Page 127 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 127
Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
menyusun berbagai kebijakan untuk kesejahteraan umat manusia di dunia. Dapatlah
110 111
dikatakan bahwa geopolitik Bung Karno adalah suatu pemikiran yang berani untuk
memperjuangkan hak-hak bangsa-bangsa yang masih terjajah. KAA yang dibangun
atas kekuatan diplomasi luar negeri hadir sebagai manifestasi kerjasama strategis
untuk memberikan dukungan atas kemerdekaan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
KAA menghasilkan Dasasila Bandung yang yang berisi berbagai agenda, termasuk
di dalamnya juga terkandung agenda Pembebasan Irian Barat dengan menggalang
dukungan internasional. Bung Karno menilai Belanda telah bertindak curang dengan
tidak memenuhi janjinya sendiri meninggalkan Irian Barat sesuai kesepakatan yang telah
ditandatangani pada Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949. Kelak ketika operasi
militer besar-besaran merebut kembali Irian Barat pada tahun 1960-an dilancarkan oleh
Indonesia, maka dukungan politis diberikan oleh banyak negara dari Asia dan Afrika.
Geopolitik Bung Karno pada lingkup intra regional dengan rencana
penyelenggaraan Konferensi Internasional Anti Pangkalan Militer Asing (KIAPMA)
tahun 1965. Delegasi KIAPMA sebanyak 40 negara dari Asia, Afrika, Amerika Latin dan
Eropa, meskipun sasaran utama yang hendak dituju adalah negara-negara di kawasan
Asia Tenggara. Dalam KIAPMA telah disepakati akan dibentuk Badan Eksekutif yang
diwakili oleh Vietnam Utara, Tanzania, Jepang, Perancis, dan Selandia Baru sebagai
anggota-anggotanya. Bung Karno mengecam keberadaan pangkalan militer asing
karena dipandang sebagai manifestasi imperialisme dan kolonialisme. Kecaman Bung
Karno ditujukan kepada Inggris yang telah mendirikan pangkalan militer mereka di
Malaysia dan Singapura, serta mengecam aktivitas militer Amerika Serikat di Vietnam
dan Filipina. Kepentingan nasional Indonesia pada waktu itu adalah menjaga stabilitas
keamanan di kawasan Asia Tenggara dan interaksinya dengan kawasan lainnya. Negara-
negara di Asia Tenggara harus bebas dari kehadiran militer negara-negara di luar kawasan
agar memiliki kemandirian dalam menjalankan hubungan internasionalnya dengan
sesama negara di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara
harus bersatu melawan bentuk baru penjajahan dengan kedok fasilitas militer dan/atau
bantuan militer dari negara lain di luar kawasan. Meskipun KIAPMA batal telaksana,
namun semangatnya sedikit banyak memberi inspirasi pembentukan Association
of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan penetapan Zone of Peace, Freedom, and
Neutrality (ZOPFAN) pada masa-masa berikutnya.
4. Nasionalisme Indonesia
Geopolitik Bung Karno merupakan faktor utama dalam kepentingan nasional
untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945-1949. Dua kali
TNI berhasil mengalahkan Belanda dalam serangkaian pertempuran pada Perang
Kemerdekaan I dan II hingga akhirnya Amerika Serikat, Australia dan beberapa
negara Eropa menekan Belanda untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Keberhasilan
Panglima Besar Jenderal Sudirman memimpin TNI melaksanakan peperangan gerilya
(guerrillia warfare) tidak lepas dari arahan Bung karno dalam rumusan strategi
perangnya. Geopolitik Bung Karno terbukti berhasil menggalang dunia internasional