Page 125 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 125
Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
dihadapi masyarakat. Sosiologi keamanan membahas upaya seluruh Bangsa Indonesia
108 109
memperjuangkan kepentingan nasionalnya mengatasi berbagai bentuk ancaman nyata
terhadap kondisi aman yang ingin diwujudkan sebagai implementasi geopolitik.
Bung Karno mengembangkan teori bangsa dari pemikiran Ernest Renan
(1823-1892) dan Otto Bauer (1881-1938) melalui teori-teori ilmu geopolitik dengan
merelasikan hubungan antar bangsa dan geopolitik itu sendiri. Menurut Bung Karno,
baik Renan maupun Bauer belum melihat aspek manusia dengan tanah airnya, serta
faktor lainnya dalam pembentukan suatu bangsa, seperti budaya, dan kearifan lokal.
Bung Karno menyadari bahwa ilmu geopolitik belum berkembang jauh ketika kedua
pemikir Barat tersebut memformulasikan teori terbentuknya suatu bangsa. Menurut
Bung Karno, geopolitik sebagai ilmu yang mempelajari interaksi manusia berikut relasi
antara manusia dengan tanah airnya secara geografis beserta sumberdaya alam yang
terkandung di dalamnya serta berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupannya,
yaitu aspek politik, ekonomi dan budaya.
Bangsa Indonesia yang hidup di antara dua benua dan dua samudera, secara
geopolitik memiliki keuntungan strategis berada pada posisi silang dunia. Posisi
silang dunia berarti mampu memantau dan mengendalikan jalur perdagangan laut
dunia. Menguasai jalur perdagangan laut dunia, berarti menguasai perdagangan dunia.
Menguasai perdagangan dunia, berarti menguasai dunia. Geopolitik Bung Karno
memprioritaskan pencapaian kepentingan nasional Indonesia pada tataran internasional,
regional dan nasional, dibandingkan sekedar multilateralisme. Geopolitik Bung Karno
adalah geopolitik modern, yang lebih mengutamakan membangun ruang pengaruh
(influence of sphere) dibandingkan dominasi fisik sebagaimana pokok pikiran yang
terkandung di dalam geopolitik klasik dan geopolitik kontemporer. Geopolitik Bung
Karno merupakan proyeksi filosofi Bangsa Indonesia yang cinta damai tapi lebih cinta
kemerdekaan dan kedaulatan.
2. Internasionalisme Kepentingan Nasional Indonesia
Beberapa ahli berpendapat sistem internasional terdiri dari sejumlah kekuatan
besar yang masing-masing berusaha untuk bertahan akibat sistem yang ada berlaku
secara anarkis karena tidak adanya otoritas sentral yang dapat mengendalikannya. Di
dalam kondisi dunia yang anarkis seperti itu, setiap negara akan mempertahankan
dirinya masing-masing. Kondisi tersebut memaksa negara-negara lemah berupaya
untuk mengimbangi negara-negara kuat. Setiap negara selalu berusaha untuk menjadi
kekuatan yang lebih besar dan lebih agresif dengan tujuan untuk mendominasi seluruh
sistem yang berlaku dan menjadi pihak yang berkuasa di dunia. Geopolitik Bung Karno
berupaya sekuat tenaga memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia pada tataran
internasional guna menghadapi agresifitas negara-negara lain yang dapat mengancam
keutuhan wilayah Indonesia.