Page 80 - Science and Technology For Society 5.0
P. 80

~ Science and Technology for Society 5.0 ~  43


               2) kendala  kapasitas  maksimum  gudang  digunakan  karena  waktu
                   pemesanan dimulai ketika interval persediaan positif.
                   Ketiga  sifat  tersebut  menginterpretasikan  waktu  perubahan  atau
               transisi antar kebijakan.

               b. Periode waktu kebijakan yang optimal
                                                                          
                                                                        *
                   Lintasan optimal dapat diperoleh pada masing-masing kondisi  u t ,
                      
                x *   t ,    t ,   1   t ,   2   t , and   3    t  melalui hasil analisis dari kontrol
               optimal. Lintasan optimal dari periode pengadaan tepat waktu ditunjukkan
               pada  Tabel  1,  sedangkan  lintasan  optimal  dari  periode  pergudangan
               ditunjukkan pada Tabel 2, dan lintasan optimal dari kebijakan penundaan
               ditunjukkan pada Tabel 3.

                      Tabel 1. Lintasan Optimal Periode Pengadaan Tepat Waktu
                 Variabel               Pengadaan Tepat Waktu
                  u *    t    d   t
                  x  *    t    0
                     t     p     t  o   t
                      t  0
                   1
                                    h t 
                                              p t 
                                    o t 
                   2    t   r p t   w        t
                                                    o
                      t  0
                   3
                          Tabel 2. Lintasan Optimal Periode Pergudangan
                Variabel                     Pergudangan
                  u *   t    0
                                
                                    t dt
                                    t x
                  x *    t     d t 
                                                 
                   w    t  e  rt     t t   JD w     e  rt        e   r t t   JD     p t  JD
                                       dt 
                                  t
                               h
                     t  p   t     t
                   1
                   2    t  0
                          0 jika  w   x     0t 
                     t
                                 t  r         t      t       jika  w   x   t
                   3
                                  t
                                       h t
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85