Page 278 - Science and Technology For Society 5.0
P. 278

~ Science and Technology for Society 5.0 ~  241


               penurunan jumlah secara drastis pada tahun 1960-an karena perburuan.
               Penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman genetik populasi buaya itu
               tetap tinggi. Hal ini disebabkan karena populasi buaya itu masih terhubung
               dengan populasi di tempat lain dan dapat saling kawin sehingga tetap terjadi
               pertukaran  gen.  Gene  flow  juga  akan  berguna  dalam  pembahasan
               konservasi  paus  biru  karena  beberapa  penelitian  menunjukkan  adanya
               populasi paus biru yang tidak bermigrasi dan secara genetik terpisah dari
               populasi paus biru lainnya (Barlow et al., 2018; Torres‐Florez et al., 2014).
                   Aliran genetik (genetic drift) juga berperan penting dalam pengaturan
               keanekaragaman genetik. Aliran genetik berarti berubahnya frekuensi alel
               tertentu dalam suatu populasi dalam satu generasi ke generasi berikutnya.
               Terjadinya aliran genetik disebabkan karena perbedaan tingkat reproduksi
               antara satu genotipe dengan genotipe lain. Genotipe yang  sifatnya lebih
               cocok  dengan  lingkungan  akan  berkembang  biak  lebih  cepat.  Maka,  alel
               itulah yang akan lebih banyak dijumpai pada kondisi yang berbeda, misalnya
               akibat perpindahan lokasi.
                   Penerapan  genetika  molekuler  pada  konservasi  sangat  penting.
               Penggunaan beberapa marker genetic dapat dilakukan untuk mengetahui
               adanya  introgresi.  Salah  satu  contoh  penggunaan  marker  genetic  untuk
               mengetahui  dan  mengukur  adanya  introgresi  adalah  pada  tanaman
               transgenik.  Diketahui  bahwa  telah  terjadi  perpindahan  gen  resistensi
               terhadap glifosat dari tanaman canola transgenik di Kanada. Marker genetic
               dapat  digunakan  untuk  mengenali  individu  mana  yang  merupakan  hasil
               introgresi atau hybrid, dan individu mana yang merupakan tumbuhan dari
               suatu spesies tertentu secara murni (Frankham et al., 2010).
                   Penerapan  teori  dan  teknik  genetika,  termasuk  genetika  molekuler
               untuk  mencegah  kepunahan  merupakan  fokus  dari  genetika  konservasi.
               Pada  umumnya  studi  pada  genetika  konservasi  ditujukan  pada  populasi
               yang  semula  besar  namun  sekarang  mengalami  penurunan  populasi  dan
               banyak  melakukan  inbreeding.  Pada  populasi  yang  berjumlah  sedikit,
               inbreeding  dan  berkurangnya  keanekaragaman  genetika  merupakan
               ancaman terbesar bagi keberlangsungan spesies itu (Frankham et al., 2010).
               Satu contoh adalah penelitian Arisuryanti, Hasan, Ayu, Ratman, & Hakim
               (2019) tentang penggunaan DNA barcode untuk pengenalan spesies ikan air
               tawar  di  NTB.  Selain  itu,  konservasi  yang  didasarkan  pada  karakteristik
               genetik juga penting pada populasi orangutan Tapanuli. Spesies orangutan
               ini berjumlah 800 ekor. Orangutan ini memiliki perbedaan morfologi dan
               perbedaan genetik dengan orangutan Sumatra dan orangutan Kalimantan
               (Nater et al., 2017).
   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283