Page 257 - Science and Technology For Society 5.0
P. 257
220 ~ Seminar Internasional FST UT 2021 ~
tubuh manusia yang berada di angkasa luar pada waktu lama, diduga dapat
berpengaruh pada kesehatan manusia.
Infeksi secara litik menyebabkan kematian sel karena pelepasan virus
yang menyebabkan lesi atau lubang. Pada kultur sel, infeksi HSV-1 ditandai
dengan adanya plak yang disebabkan kematian sel (Singh, Preiksaitis,
Ferenczy, & Romanowski, 2005). Infeksi laten adalah kemampuan dari HSV-
1 untuk menetap di sistem saraf dan bertahan dari sistem imun dengan cara
membuat genom sirkular yang dapat diaktifkan kembali sehingga
menyebabkan episode berulang dari pelepasan virus pada kulit. Rekuren
infeksi HSV-1 ditunjang juga oleh kemampuan untuk menghindari sistem
kekebalan tubuh, yaitu dengan adanya ekspresi host shutoff protein,
penghambatan presentasi antigen pada sel yang terinfeksi, dan pengikatan
dengan kaskade komplemen untuk menghambat pembentukan membrane
attack complex. Pada infeksi HSV-1, metode masuknya HSV-1 ke dalam sel
dan penyebaran sel ke sel merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan infeksi selain penghindaran sistem imun (Irianti, Fitriana,
Arifianti, Rahmasari, 2020).
Penelitian tentang virus juga dilakukan oleh Mehta (2017) tentang virus
EBV yang dalam kondisi laten. Virus EBV laten diamati dalam penerbangan
angkasa luar yang dilakukan selama 180 hari di ISS. Virus yang diamati
adalah Epstein–Barr virus (EBV), varicella-zoster virus, herpes simplex virus
type 1, dan cytomegalovirus. Selain itu penelitian ini mengamati 23 astronot
yang terdiri atas 18 pria dan lima wanita. Sebagai pembanding adalah
astronot yang melakukan penerbangan selama 10-16 hari. Semua peserta
mengalami uji IgG dengan ELISA untuk EBV, CMV, VZV, dan HSV-1. Hasil
penelitian Mehta (2017) menunjukkan bahwa terjadi reaktivasi yang
meningkat pada virus Epstein–Bar, varicella-zoster virus, dan
cytomegalovirus pada penerbangan yang lama. Walaupun demikian, tidak
ditemukan adanya reaktivasi pada herpes simplex virus type 1, herpes
simplex virus type 2, dan human herpes virus 6. Penelitian tentang reaktivasi
virus menunjukkan bahwa keadaan mikrogravitasi memungkinkan
terjadinya penurunan sistem imun astronot dan reaktivasi sejumlah virus.
Mehta (2017) menganjurkan vaksinasi VZV bagi astronot sebelum
melakukan penerbangan angkasa luar pada waktu lama. Vaksinasi
diperlukan untuk mencegah reaktivasi virus, terutama karena sistem imun
astronot mengalami penurunan selama dalam penerbangan angkasa luar
yang berlangsung lama.