Page 231 - Science and Technology For Society 5.0
P. 231
194 ~ Seminar Internasional FST UT 2021 ~
43,21%, 13,65%, dan 16,64%. (Tabel 4). Dilihat dari nilai kekerasannya,
ketiga perlakuan memiliki nilai kekerasan yang lebih tinggi dibanding produk
cookies. Nilai kekerasan paling tinggi pada F1 sebesar 31240,7 gf, kemudian
F2 sebesar 22294,3 gf dan F3 sebesar 18298,7 gf. Nilai kekerasan ini lebih
tinggi dibanding dengan produk cookies. Pada produk pangan darurat,
diinginkan produk yang relatif tahan terhadap tekanan karena berhubungan
dengan proses distribusi bantuan pada keadaan darurat.
Tabel 4. Kandungan Gizi Food Bar Bligo
Proporsi tepung bligo:tepung
Kandungan kedelai pada food bar bligo Standar
Gizi (%) F1 F2 F3 (Zoumas, 2002)
50:50 70:30 30:70
Karbohidrat 35,57 43,21 32,09 40-50%
Protein 17,15 13,65 20,69 35-45%
Lemak 22,86 16,64 23,37 10-15%
Sumber: Fauziyyah & Hakiki, 2021
Riset ini kedepan perlu dilakukan penambahan bahan baku lain agar
dapat memenuhi syarat ideal pangan darurat terutama nilai protein dan
lemak. Selain itu untuk pengembangan food bar bligo sebagai pangan
darurat juga perlu dilakukan pendugaan umur simpan untuk mengetahui
daya tahan food bar ini.
b. Karakterisasi senyawa dalam kulit bligo
Pengolahan daging buah bligo menjadi berbagai produk olahan akan
menyisakan kulit bligo sebagai limbah yang jumlahnya mencapai 15-16,8%
dari total berat bligo utuh. Sejauh ini belum ada pemanfaatan kulit bligo dan
hanya digunakan sebagai pakan ternak. Inovasi pengolahan limbah kulit
bligo perlu dilakukan agar dapat menjadi suatu produk yang bernilai
tambah.
Sebelum melakukan pengembangan produk perlu dilakukan
karakterisasi terlebih dahulu senyawa penting yang ada dalam kulit bligo.
Karakterisasi awal dilakukan dengan analisis aktivitas antioksidan dan
skrining fitokimia secara kualitatif senyawa golongan alkaloid, flavonoid,