Page 232 - Science and Technology For Society 5.0
P. 232
~ Science and Technology for Society 5.0 ~ 195
saponin, tanin, dan polifenol. Analisis aktivitas antioksidan dilakukan dengan
uji DPPH. Karakterisasi yang dilakukan dengan menggunakan LC-MS. Sample
yang digunakan berupa kulit bligo yang dikering-anginkan selama 5 hari
pada suhu ruang. Kulit bligo yang sudah kering kemudian dihaluskan hingga
ukuran 60 mesh.
Hasil uji antioksidan menunjukkan bahwa kulit bligo memiliki aktivitas
antioksidan kelas medium dengan nilai IC50 6,91 mg/mL. Aktivitas
antioksidan kulit bligo masih lebih rendah dibandingkan dengan asam
askorbat sebesar IC50 6,1 µg/mL, Trolox 5,89 µg/mL, ekstrak daun kelor
49,30 µg/mL, dan ekstrak kulit pohon Kendal (Cordia dichotoma) 28 µg/mL.
Potensi inhibisi ekstrak kulit bligo masih dapat ditingkatkan dengan optimasi
jenis pelarut dan metode ekstraksi (Hakiki et al., 2021).
Dari hasil skrining fitokimia yang ada dalam kulit bligo menggunakan
analisis kualitatif LC-MS terdapat 36 senyawa dalam kulit bligo, namun 5
senyawa yang dominan adalah adenosine; polydatin; 7-(4-Hydroxy-3-
methoxyphenyl)-l-(4-hydroxyphenyl)-4E,6E-heptadien-3-one; moracin C;
dan kushenol. (Hakiki et al., 2021). Polydatin telah banyak dipelajari karena
memiliki kemampuan antioksidan dan antiinflamatori. Morasin C telah
diketahui memiliki aktivitas biologis sebagai antioksidan dan antiinflamatori.
Kushenol S merupakan senyawa flavonoid dengan sub grup flavanon.
Kushenol S memiliki aktivitas antioksidan dan antimikrobia yang dapat
menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis
setelah 48 jam (Jayalakshmi & Devika, 2019; Lanzilli et al., 2012). Potensi
antioksidan yang terdapat polydatin dan kushenol yang terdapat pada kulit
bligo dapat diteliti lebih lanjut untuk dikembangan sebagai pangan
fungsional. Perlu dilakukan penelitian secara in vitro untuk melihat
efektivitas dari masing-masing senyawa yang dihasilkan.
Hasil dari penelitian aktivitas antioksidan dan skrining fitokimia ini akan
dijadikan dasar pengembangan produk. Produk yang dipilih kemudian
dilanjutkan dengan beberapa perlakuan optimasi sehingga output jangka
panjang bisa menghasilkan prototipe produk pangan yang siap dipasarkan.
Kedepan juga akan dilakukan riset mengenai karakterisasi serbuk putih yang
terdapat pada kulit bligo yang telah matang.