Page 142 - Pendidikan Untuk Generasi Z : Refleksi dan Inspirasi Penerapan TIK untuk Pendidikan
P. 142

yang memberikan sebuah output instrumen pengukuran untuk mengidentifikasi kualitas sumber
























                                                                                                                                                     daya guru sains di Indonesia.

























                                                                                                                                                                                                            Studi yang dilakukan oleh Tae dkk. (2019) tersebut membahas secara lengkap bagaimana

























                                                                                                                                                     efikasi diri seorang guru sains itu bisa diukur dan menjadi indikator keberhasilan mereka dalam
























                                                                                                                                                     melaksanakan pembelajaran. Dalam konsep psikologi sendiri, efikasi diri (Self-efficacy) adalah

























                                                                                                                                                     atribut yang banyak digunakan oleh seorang guru untuk mencapai pembelajaran yang optimal.
























                                                                                                                                                     Efikasi diri mengacu kepada kemampuan, sikap dan kepercayaan yang dimiliki oleh seseorang

























                                                                                                                                                     untuk  mencapai  tujuannya.  Dalam  konteks  ini,  efikasi  diri  seorang  guru  dapat  dilihat  dari
























                                                                                                                                                     sejauhmana mereka mempersiapkan dengan serius kerangka kerja mereka, bagaimana mereka

























                                                                                                                                                     menyusun strategi dengan siswa di kelas, dan optimisme yang kuat bahwa apa yang mereka

























                                                                                                                                                     lakukan akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Kondisi ini menjadi penting terlebih melihat
























                                                                                                                                                     banyaknya keterbatasan yang diperoleh sebagai seorang guru. Dalam bab ini, Tae dkk. (2019)

























                                                                                                                                                     memfokuskan pengembangan instrumen efikasi diri pada guru sains, karena pada kenyataannya

























                                                                                                                                                     di  Indonesia  sendiri  belum  ada  instrumen  berbentuk  self-report  psikologis  yang
























                                                                                                                                                     mengidentifikasi efikasi diri pada guru sains.

























                                                                                                                                                                                                            Instrumen yang dikembangkan oleh Tae dkk. (2019) tersebut disebut sebagai STEBI atau

























                                                                                                                                                     Science Teachers Efficacy Belief Instrument. Alat ukur tersebut dikembangkan oleh peneliti
























                                                                                                                                                     dengan mengacu pada sumber aslinya oleh Enochs dan Riggs (1990) dan Riggs dkk. (1994).

























                                                                                                                                                     Peneliti melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu dengan mengekplorasi perkembangan alat
























                                                                                                                                                     ukur tersebut dan dibuatlah versi bahasa Indonesianya melalui proses adaptasi yang sistematis.

























                                                                                                                                                     Dari hasil lanjutan tersebut, peneliti melakukan identifikasi terhadap instrumen yang digunakan
























                                                                                                                                                     menggunakan pendekatan EFA (Exploratory Factor Analysis) dan CFA (Confirmatory Factors

























                                                                                                                                                     Analysis). Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tersebut menyimpulkan bahwa instrumen

























                                                                                                                                                     STEBI terdiri dari empat dimensi yang mewakilinya yaitu (1) kemampuan pedagogis positif dalam
























                                                                                                                                                     memotivasi siswa; (2) bertahan dalam perubahan dan tantangan; (3) persepsi individu terhadap

























                                                                                                                                                     pedagogi yang  ideal,  serta  (4)  entuasisme. Secara  psikometris,  instrumen  tersebut  model




























































































                                                                                                                        Pendidikan Untuk Generasi Z                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           131
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147