Page 152 - Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Informasi Yang Beretika dan Demokratis
P. 152
Bagian II: Media Sosial dan Multiliterasi di Era Digital
Kata kepo juga berasal dari kata Kaypoh. Bahasa Hokkien yang banyak
dipakai di Singapura dan sekitarnya yang artinya selalu ingin tahu,
mencampuri urusan orang lain, dan nggak bisa diam. Kata ini juga punya
konotasi yang negatif (KEPO, http://www.urbandictionary.com).
Munculnya pemahaman semacam ini dalam masyarakat telah
mendorong saya untuk meneliti pemahaman mahasiswa terhadap konseo
dan fenomena Kepo. Studi ini difokuskan pada para mahasiswa Program
Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Teknologi Informasi Universitas YARSI di
Jakarta.
Kepo dan Jejaring Sosial 136
Esensi dari media sosial adalah memudahkan kita untuk menjalin
komunikasi dengan teman‐teman kita yang jauh, atau malah menemukan
teman‐teman baru. Dalam keterangan lain, Kepo yang merupakan akronim
dari Knowing Every Particular Object adalah sebutan untuk orang yang serba
ingin tahu detail dari sesuatu, apapun yang lewat di hadapannya selama itu
terlihat oleh matanya walaupun hanya sekelebat. Dalam beberapa kasus
orang kepo adalah orang yang serba ingin tahu, bisa jadi seperti semacam
kecanduan untuk tahu segala hal yang sepele dan itu bisa dia unggulkan
sebagai kekuatan orang tersebut. Kepo memiliki beberapa dampak positif
dan beberapa dampak negative.Dampak positif Kepo antara lain: lebih
peduli terhadap lingkungan sekitar, menambah pengetahuan, menghasilkan
uang, dan menemukan orang‐orang baru. Sementara itu, dampak negatif
dari Kepo meliputi: menjadi sombong akan pengetahuan yang didapatkan,
terlalu mencampuri urusan orang lain, dan penyalahgunaan pengetahuan
yang didapat untuk membodohi orang lain.
Menurut Weingus (2014),ada lima manfaat dari rasa ingin tahu seseorang,
yaitu:
1. Dapat mempererat hubungan, rasa ingin tahu tentang seseorang
dan dunia di sekitar kitaakan membuat kehidupan sosial kita
bertambah kaya. Ketika menunjukkan “interest” kita terhadap apa
yang disampaikan seseorang kepada kita, lalu kita dapat
mendiskusikannyadan seseorang tersebut akhirnya akan merasa
“enjoy” menghabisi waktu dengan kita.
2. Bisa membantu melindungi pemikiran atau otak kita, menunda
atau menangguhkan mental kita tetap aktif akan memastikan