Page 92 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 92

berbeda  keadaannya  dengan  lahan  rawa.  Selain  itu,  orientasi
        usahatani  yang  mereka  terapkan  adalah  semata-mata  tanaman
        pangan  sehingga sistem tebas-bakar merupakan usaha yang paling
        dominan  dalam  menjinakkan  lahan.  Kenyataan  juga  menunjukan
        bahwa  dengan  dibakar  maka  diperoleh  pertumbuhan  dan  hasil
        tanaman (seperti jagung, padi, dan lainnya) yang lebih baik. Sistem
        tebas-bakar  juga  dimaksudkan untuk dapat lebih hemat dan cepat
        dalam  penyiapan  lahan  sehingga  dapat  menepati  waktu  tanam
        dengan intensitas tanam 2-3 kali setahun.
            Pemanfaatan lahan gambut bagi etnis Banjar diprioritaskan untuk
        tanaman perkebunan, seperti karet, kelapa, dan sebagainya. Tanaman
        pangan umumnya padi lokal hanya sebagai sisipan. Pada desa-desa
        sepanjang Anjir Serapat (Desa Gandaria dan sekitarnya) setelah terjadi
        kebakaran  besar-besaran  tahun  1927  maka  sebagian  besar kebun
        karet  rakyat  dijadikan  persawahan.  Namun dalam budidaya petani
        lokal  berbeda  dengan  yang  diterapkan  para  petani  transmigran,
        mereka  hanya  mengenal  sistem tanam pindah dengan pengolahan
        tanah  minimum  (dengan  tajak)  dan  sistem  pengembalian  jerami
        tanaman  (tebas-puntalampar)  secara  berkesinambungan. Selain itu
        intensitas  tanam  setahun  sekali  karena  padi  lokal  (photoperiod
        sensitive)  yang  berumur  panjang  antara  8-11  bulan.  Sistem  ini
        menunjukkan sistem recycling hara yang cukup baik (Yuliani, 2013).
            Pada  bagian  lain,  hasil  penelitian  Suwondo  et  al.,  (2010),
        melaporkan  bahwa  persepsi  petani  mengenai lahan gambut cukup
        baik, karena 82% responden mengetahui tentang karakteristik lahan
        gambut  tentang  klasifikasi  lahan  gambut,  ciri  lahan  gambut  yang
        cocok untuk pertanian, perbedaan dari segi kesuburan, tanaman yang
        dapat  diusahakan,  pemasalahan  yang  dihadapi,  dan  cara
        mengatasinya. Persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor personal
        dan faktor situasionalnya dan suatu inovasi akan diadopsi oleh petani
        apabila  petani  mempunyai  persepsi  yang  baik  terhadap  inovasi
        tersebut. Persepsi yang keliru dapat terjadi karena kurang tepatnya
        pengetahuan atau pengertian terhadap objek persepsi. Secara teoritis
        persepsi  petani  tentang  lahan  dan  degradasi  yang mungkin terjadi
        mempengaruhi  perilaku  mereka  dalam  mengusahakan lahan. Pada
        keadaan  musim  kemarau  panjang  hampir  semua  lahan  gambut


      76  Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97