Page 86 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 86
habis hamparan gambut diantara 4 sungai besar, yaitu Sabangau,
Kahayan, Kapuas, dan Barito yang mengubah drastis neraca air pada
daerah aliran sungai (DAS) tersebut, sehingga kawasan eks PLG
merupakan penghasil asap terbesar di Kalimantan Tengah. Selain itu,
kerugian besar telah diderita oleh masyarakat asli setempat akibat
perubahan ekosistem, karena usaha tradisional yang telah diandalkan
sebagai sumber pendapatan tetap mengalami penurunan
produktivitas hingga hilang (tidak dapat diusahakan lagi).
Mencegah kerusakan lahan gambut yang semakin parah
disarankan agar kanal-kanal yang melintasi lapisan gambut tebal dan
berhubungan langsung dengan sungai besar harus ditutup. CIMTROP
Universitas Palangka Raya bekerja sama dengan Helsinki University
dan beberapa universitas yang tergabung dalam Restorpeat Project
dan Hokkaido University, membuktikan bahwa upaya pemulihan
hidrologi kawasan gambut dengan penutupan kanal, ternyata mampu
menahan air tanah tidak terkuras selama musim kemarau (Limin,
2006). Dam berfungsi sebagai penahan air, pada titik tertentu,
perbedaan kedalaman air tanah sebelum dan sesudah pembangunan
dam mencapai 151cm. Kebakaran hutan rawa gambut tidak hanya
memusnahkan ratusan spesies tumbuhan, tetapi akan terjadi
kehilangan lapisan gambut dan meningkatkan konsentrasi CO 2 ke
atmosfir (Takahashi, Adi, dan Limin, 2016). Gambar 2 menunjukkan
lahan gambut terbakar dengan ketebalan lebih dari satu meter.
Terkait dengan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
isu karbon yang telah mendunia, maka saatnya bagi pemerintah
memberi tanggung jawab penuh bagi masyarakat kecil dengan
kompensasi yang jelas untuk mempertahankan potensi hutan rawa
gambut.
70 Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City