Page 297 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 297
sudah berdiferensiasi menjadi sel otot jantung ditransplantasi pada
tikus. Sel tersebut dapat bergabung dengan sel jantung tikus itu dan
dapat berinteraksi secara fungsional dengan sel inangnya. Menurut
Garbern & Lee (2013), belum ada percobaan penggunaan ESC pada
manusia. Percobaan baru dilakukan pada tikus dan kera Rhesus.
Satu masalah dalam penggunaan ESC adalah mendapatkan jumlah
yang banyak dan tingkat kemurnian yang tinggi. Pada awalnya,
mendapatkan sel ESC dalam jumlah besar dan tingkat kemurnian
tinggi masih sulit. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, ada beberapa
metode yang digunakan, misalnyaa dengan penggunaan cara kultur
tertentu, modifikasi genetik, atau pemberian zat kimia dan biologi
tertentu (Duelen & Sampaolesi, 2017).
Walaupun ada sisi positifnya, ada juga sisi negatif dalam
penggunaan sel ESC. Penggunaan sel ESC secara etika masih
diragukan, karena sel ini didapat dari jaringan embrio manusia. Selain
itu, penggunaan ESC dapat menyebabkan timbulnya tumor, danreaksi
imunitas (Duelen & Sampaolesi, 2017; Garbern & Lee, 2013;
Konoplyannikov, 2016).
3. Induced Pluripotent Stem Cell
Induced Pluripotent Stem Cell (IPSC) menurut Yamanaka (2007)
berasal dari sel somatik diploid dewasa. Menurut Takahashi et al
(2007), sel ini dapat berasal dari berbagai jaringan tubuh. Sel tersebut
berubah menjadi sel punca dengan pemberian faktor transkripsi
seperti Oct3/4, Sox2, Klf4 dan c-Myc. Seperti ESC, sel punca jenis ini
juga memiliki sifat totipotensi. Takahashhi et al., (2007) dan Yu et al.,
(2007) menghasilkan IPSC dari sel fibroblas manusia. Nelson et al.,
(2009) menggunakan sel punca jenis ini untuk memperbaiki jaringan
jantung tikus dan menunjukkan hasil yang baik, yaitu dapat
mengembalikan fungsi jantung.
Penggunaan sel IPSC juga memiliki kelemahan seperti rendahnya
efisiensi proses pembuatan sel ini dan hasil diferensiasinya dapat
menjadi beberapa jenis sel yang bukan sel otot jantung. Selain itu, ada
juga resiko terjadinya sel tumor atau terjadinya reaksi penolakan
(Konoplyannikov, 2016; Yoshida & Yamanaka, 2011).
Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City 281