Page 293 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 293

2016). Sel punca jenis ini memiliki sifat pluripoten dan kemampuan
               regenerasi yang luas (Bajada, 2008). Kemampuan pluripoten sel punca
               embrio  dapat  berguna  bagi  penyembuhan  kerusakan  jantung.  Sel
               punca embrio dapat dikultur hingga beberapa generasi. Kemampuan
               untuk dikultur ini memudahkan dalam penelitian untuk penggunaan
               sel  tersebut  bagi  penyakit  jantung.  Sel  punca  embrio  juga  dapat
               menghasilkan cardiac progenitor cell (Alam, Ishfaq, & Kanam, 2016).
               Cardiac  progenitor  cell  merupakan  salah  satu  jenis  sel  punca yang
               dapat membantu terbentuknya sel cardiomyocite pada jantung. Alam,
               Ishfaq,  &  Kanam  juga  menyebutkan  kemungkinan penggunaan sel
               punca  embrio  untuk  mengatasi  penyakit  infark  jantung,  walaupun
               masih perlu penelitian lebih lanjut.
                   Jenis kedua adalah non embryonic stem cell ( non-ESC) menurut
               Bajada (2008), atau adult stem cell (Alam, Ishfaq, & Kanam, 2016). Sel
               ini  adalah  sel  yang  belum  mengalami  diferensiasi  dalam  tubuh
               dewasa. Bila terjadi kerusakan atau kematian sel, maka sel stem akan
               mengganti sel di sekitarnya itu. Sel punca jenis non ESC memiliki sifat
               multipoten (Bajada, 2008). Ada beberapa asal sel punca non embrio.
               Sumber  tersebut  adalah  dari  cairan  amnion,  sumsum  tulang,
               pembuluh  darah,  dan  otot  rangka.  Sel  punca  tersebut  umumnya
               bersifat dorman. Apabila terjadi luka atau kerusakan jaringan, barulah
               sel  punca  tersebut  menjadi  aktif  dan  mengganti  sel  yang  rusak  di
               sekitarnya.  (Alam, Ishfaq, & Kanam, 2016).

               PENGGUNAAN SEL PUNCA UNTUK TERAPI

                   Transplantasi  jantung  mulai  dirintis  pada  tahun  1960an.  Akan
               tetapi,  walaupun  telah  dilakukan  100  kali  transplantasi  di  seluruh
               dunia,  tingkat  keberhasilannya  masih  rendah.  Hanya  seperempat
               pasien dapat bertahan selama beberapa bulan (Garbern & Lee, 2013).
               Selain  rendahnya  tingkat  keberhasilan  transplantasi  jantung,
               penyediaan  jaringan  jantung  dari  transplantasi  tidak  memenuhi
               kebutuhan Hal ini menunjukkan adanya cara baru untuk mengatasi
               infark jantung, selain dengan transplantasi jantung.
                   Saat  ini  diketahui  bahwa  jaringan jantung memiliki populasi sel
               punca yang dapat membantu regenerasi sel jantung (Alam, Ishfaq, &

                               Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City    277
   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297   298