Page 298 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 298
Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya tumor akibat
transplantasi sel IPSC, terdapat kemungkinan penggunaan biosensor
seperti dalam penelitian IBNT. Yea et al., (2016) melakukan
penghitungan sel IPSC yang masih memiliki sifat pluripoten dan belum
terdiferensiasi berdasarkan sifat elektrokimia.
Adanya penemuan faktor transkripsi (OCT3/4, KLF4, SOX2 and
MYC) membantu perubahan sel somatik dewasa menjadi sel yang
bersifat pluripoten (Li, 2017).
4. Skeletal Myoblast
Skeletal myoblast merupakan jenis sel pertama yang digunakan
dalam pengobatan sel jantung (Garbern & Lee, 2013). Kelebihan jenis
sel ini adalah tidak adanya resiko etis maupun imunologis
(Konoplyannikov, et al., 2016). Kelemahan penggunaan sel skeletal
myoblast adalah terjadinya arrythmia (Konoplyannikov et al, 2016;).
Penggunaan sel skeletal myoblast mulai menurun pada saat ini
(Garbern & Lee, 2013).
5. Cardiac Progenitor Cell (CPC)
Cardiac Progenitor Cell (CPC) memiliki kemampuan untuk
berdiferensiasi pada usia dewasa (Le & Chong, 2016). CPC terdapat di
berbagai bagian jantung seperti atrium, ventrikel, epikardium dan
perikardium. Dalam keadaan normal, sel CPC berada dalam keadaan
tidak aktif. Apabila terdapat luka, maka CPC dapat menjadi aktif dan
berdiferensiasi menjadi sel cardiomyocite dan sel pembuluh darah (Le
& Chong, 2016; Garbern & Lee, 2013). Selain membantu tertentuknya
cardiomyocite yang baru, CPC ikut membantu pembentukan sel
vaskuler, sehingga terbentuk pembuluh darah baru di jantung yang
terkena infark (Le & Chong, 2016).
6. Cardiac Stem Cell (CSC)
Cardiac stem cell merupakan sel punca yang didapat dari sel otot
jantung dewasa Hsieh et al., (2007). Adanya CSC menunjukkan bahwa
sel otot jantung memiliki kemampuan regenerasi. Sel CSC memiliki
kelebihan berupa autolog, yaitu didapat dari tubuh individu itu sendiri.
282 Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City