Page 163 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 163

penumpahan serat dan membantu mengendalikan pertumbuhan
                   jamur. Contoh lainnya adalah alat penangkapan Linoleum untuk
                   mencegah pertumbuhan mikroba karena oksidasi asam linoleat.
                   Untuk menjaga supaya udara dalam gedung tetap sehat, terdapat
                   produk yang dapat mengurangi  polutan dalam ruangan seperti
                   produk ventilasi tertentu, filter, peralatan mitigasi radon. Selain
                   itu ada produk seperti detektor karbon monoksida (CO), untuk
                   mendeteksi kadar CO dalam ruangan, alat uji timbal yang mungkin
                   terdapat dalam cat di dalam ruangan. Secara keseluruhan alat uji
                   kualitas udara (IAQ) adalah produk yang mengingatkan penghuni
                   tentang  ancaman  kesehatan  di  dalam  gedung.  Produk  hijau
                   memungkinkan kita untuk membawa cahaya matahari ke dalam
                   sebuah bangunan, termasuk skylight tubular, skylight komersial
                   khusus, dan sistem pencahayaan fiber optic, pencahayaan sistem
                   spektrum penuh, dan panel langit-langit yang reflektif.

               MENGAPA BANGUNAN HIJAU

                   Konsep  Bangunan  Hijau  pada  dasarnya  bertujuan  untuk
               menghemat pemakaian energi pada bangunan bertingkat komersial
               secara umum. Pada skala nasional, pemerintah mendorong pemilik
               bangunan  komersial  untuk  menggunakan  bangunan  yang  ramah
               lingkungan, menghemat energi untuk mendukung program Bangunan
               Hijau.  Strategi  Bangunan  Hijau  dapat  dicapai  dari  lima tahapan  Go
               Green (Armstrong, 2008), diantaranya adalah:
               1.  Mengurangi konsumsi sumber daya (energi dan air).
               2.  Mengurangi limbah dan melakukan upaya daur ulang.
               3.  Material  bangunan  (meniadakan  material  berbahaya,  memilih
                   material yang ramah lingkungan, mempergunakan material yang
                   tidak menyebabkan lubang pada ozon).
               4.  Lingkungan  di  dalam  bangunan  (kualitas  udara,  suhu  ruang,
                   pemeliharaan AC dan saluran udara).
               5.  Kepedulian  penghuni/pemakai  bangunan  (komunikasi  antara
                   pemilik dan penghuni/pemakai bangunan). Komunikasi ini sangat
                   penting  sebagai  upaya  mengurangi  dampak  lingkungan  yang
                   bersifat negatif. Sebagai contoh, apabila pemilik bangunan akan

                               Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City    147
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168