Page 138 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 138

perundangan yang dapat menjadi landasan pengembangan program-
        program pemberdayaan masyarakat nelayan yang bersifat bottom-up.
        Penelitian Noviyanti (2017) lainnya menunjukkan bahwa dalam model
        struktural,  aspek  keterampilan  berpengaruh  nyata  terhadap  aspek
        kompetensi nelayan, sedangkan aspek pengetahuan dan aspek sikap
        diri  tidak  berpengaruh  nyata  terhadap  aspek  kompetensi  secara
        langsung.  Sehingga  dapat  dikatakan  bahwa  kapasitas  diri  nelayan
        dipengaruhi  oleh  keterampilan  mereka  dalam  melakukan  operasi
        penangkapan ikan.

        3.  Kebijakan Perikanan 2010 – 2015 yang terkait dengan
            Pengembangan Kapasitas Nelayan Tangkap
            Pembangunan perikanan tangkap yang dikelola Ditjen Perikanan
        Tangkap  (DJPT)  pada  periode  2010-2015  dijabarkan  dalam  enam
        kegiatan,  yaitu:  (1)  Pengelolaan  SDI,  (2)  Pembinaan  dan
        pengembangan  kapal  perikanan,  alat  penangkap  ikan,  dan
        pengawakan kapal perikanan, (3) Pengembangan, pembangunan, dan
        pengelolaan  pelabuhan  perikanan,  (4)  Pelayanan  usaha  perikanan
        tangkap  yang  efisien,  tertib, dan berkelanjutan, (5) Pengembangan
        usaha penangkapan ikan dan pemberdayaan nelayan skala kecil, dan
        (6) Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
        lainnya. Keenam kinerja kegiatan DJPT tersebut disesuaikan dengan
        empat tujuan utama pilar pembangunan nasional, yaitu pro growth,
        pro environment, pro poor, dan  pro job.

        EKONOMI (PRO-GROWTH)

        1.  Investasi Usaha Perikanan Tangkap Terpadu
            Dalam  rangka  mendorong  pengembangan  ekonomi  nasional,
        khususnya  di  bidang  perikanan  tangkap,  telah  dilakukan
        pengembangan investasi secara terpadu. Sampai dengan tahun 2014
        realisasi investasi terpadu mencapai Rp 9,99 trilyun. Sebagian besar
        realisasi investasi terkonsentrasi di wilayah Indonesia Bagian Tengah
        (Bali, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Maluku) dan Indonesia
        Bagian Timur (Papua dan Papua Barat), yakni sebesar Rp 8,01 trilyun
        atau mencapai 81% dari total realisasi investasi. Adapun provinsi yang


     122  Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143