Page 134 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 134
meningkatkan kesejahteraan nelayan lokal (Kusumastanto dan Yudi,
2012).
Sarana dan prasarana penangkapan yang memadai, sumber daya
manusia dalam hal ini nelayan tangkap yang memiliki kapasitas yang
mampu bersaing di era globalisasi, merupakan hal yang harus kita
usahakan. Keadaan itu akan menempatkan nelayan sebagai pelaku
strategis dalam pembangunan perikanan berkelanjutan di Indonesia.
Sudah saatnya, program-program Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) memberikan porsi yang lebih pada program
pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan kapasitas nelayan
secara terencana, terukur, dan berkesinambungan.
Tujuan penulisan artikel ini adalah merumuskan strategi yang
perlu dilakukan untuk terwujudnya kapasitas nelayan yang dapat
menunjang pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan.
PEMBANGUNAN DAN KEBIJAKAN PERIKANAN TANGKAP
BERKELANJUTAN
1. Konsep Pembangunan Perikanan Tangkap Berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutan muncul dari kesadaran
lingkungan dan kecemasan akan makin merosotnya kemampuan bumi
untuk menyangga kehidupan. Pembangunan berkelanjutan ini
tentunya mencakup semua sektor pembangunan, termasuk di
dalamnya adalah sektor perikanan. Istilah perikanan berkelanjutan
(sustainable fisheries) mulai dijadikan agenda dunia pada tahun 1995
dengan merumuskan konsep pembangunan perikanan berkelanjutan
oleh Food and Agriculture Organization (FAO) dengan menyusun
dokumen Kode Etik Perikanan yang Bertanggung Jawab atau Code of
Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) (FAO, 1995). Aktivitas
perikanan yang berkelanjutan dapat dicapai melalui pengelolaan
perikanan yang tepat dan efektif, yang umumnya ditandai dengan
meningkatnya kualitas hidup dan kesejahteraan manusianya serta juga
terjaganya kelestarian SDI dan kesehatan ekosistemnya.
Selanjutnya, Charles (2001) dalam paradigmanya tentang
Sustainable Fisheries System, mengemukakan bahwa pembangunan
118 Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City