Page 62 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (Di dedikasikan kepada DR. Setijadi, M.A)
P. 62
mahasiswa (Daniel, 1996). Model single mode telah diterapkan di ba-
nyak negara, sekalipun di negara berkembang ada beberapa kendala yang
dihadapi berkaitan dengan kualitas dan pemanfaatan teknologi. Tanpa ada
upaya yang sungguh-sungguh dalam bentuk bantuan dan kerjasama
antarbangsa dan antarlembaga, upaya demokratisasi pendidikan tinggi ini
akan mengalami banyak hambatan di negara berkembang.
Model dual mode terbukti memiliki daya tahan yang lama dan telah di-
terapkan jauh lebih dahulu dibandingkan model single mode. Model dual
mode memiliki nilai inovatif serta fleksibilitas yang khas. Lembaga pendi-
dikan tinggi konvensional berskala kecil tetap dapat beroperasi menggu-
nakan sistem dual mode, guna memenuhi kebutuhan masyarakat penggu-
na jasa di wilayah sekitamya. Staf akademik tetap mengajar, melakukan
penelitian dan pengabdian pada masyarakat, serta menambah pengalam-
an baru dan wawasan dalam desain dan pengembangan bahan ajar serta
pembelajaran jarak jauh.
Berbeda dengan model single mode yang banyak menjadi subjek pe-
nelitian, model dual mode seperti sebuah 'spesies' yang agak terlupakan
dalam PTJJ, karena skala operasi yang kecil. Bagi negara seperti In-
donesia, model dual mode ini dapat menjadi alternatif guna memacu
pengembangan dan peningkatan fungsi pendidikan dan pengabdian pada
masyarakat universitas regional bagi masyarakat di sekitarnya. Beberapa
lembaga tinggi tertua Indonesia telah berupaya untuk mengembangkan pro-
gram pendidikan jarak jauh untuk dapat menjangkau lebih banyak
mahasiswa yang memerlukan berbagai layanan pendidikan. Untuk sektor
pendidikan tinggi, model dual mode ini berpeluang untuk mengembangkan
program-program yang banyak diminati masyarakat seperti bisnis dan
program sains dan teknologi untuk menunjang pembangunan nasional.
Kebijakan pemerintah yang tegas dalam hal ini akan sangat menentukan
arah dan perkembangan model dual mode di Indonesia.
55