Page 53 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (Di dedikasikan kepada DR. Setijadi, M.A)
P. 53
ini dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendekatan universitas
konvensional dalam menerapkan PTJJ tidak memadai. Kebutuhan dan sya-
rat yang dikehendaki siswa jarak jauh akan dapat dilayani secara lebih
baik jikalau suatu lembaga dikembangkan hanya untuk menampung dan
memberikan pelayanan kepada siswajarakjauh saja (Rumble, 1986). Mo-
del ini telah berhasil diterapkan di berbagai sektor pendidikan dengan
didirikannya lembaga seperti politeknik terbuka, sekolah menengah per-
tama terbuka, lembaga pendidikan swasta komersial terbuka, dan univer-
sitas terbuka.
Model single mode memiliki karakteristik umum sebagai berikut. Ku-
rikulum dirancang berdasarkan sistem satuan kredit semester dan bahan
ajar moduler. Pengembangan dan produksi bahan ajar dilakukan secara
tersentralisasi. Bahan ajar dirancang sesuai dengan kebutuhan orang de-
wasa yang sudah bekerja dan belajar mandiri secara jarak jauh. Perte-
muan tatap muka dipergunakan untuk membantu penguasaan bahan ajar.
Studi Guiton (1992) lebih lanjut menunjukkan bahwa model ini umumnya
memiliki keterbatasan dalam ekonomi skala dan profil akademik. Pen-
dekatan course-team dipergunakan dalam pengembangan bahan ajar, dan
multimedia dimanfaatkan secara terpadu dalam penyampaian bahan ajar.
Model ini memiliki ketergantungan pacta lembaga lain untuk penyediaan
pusat sumber bel:\jar siswa dan mempekerjakan tutor paruh waktu. Bagi
siswa ada keterikatan untuk menjadi siswa jarak jauh saja, tanpa ada
keluwesan untuk memilih motode belajar lain.
Pacta model single mode, pembelajaran, pengujian dan akreditasi me-
rupakan fungsi terpadu. Lembaga melayani siswa jarak jauh saja, sehing-
ga staf akademik tidak mengalami konflik loyalitas terhadap siswa tatap
muka dan jarak jauh. Iklim semcam ini menciptakan motivasi yang kuat
di antara staf untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas metode
PTJJ, bebas dari hambatan pembelajaran konvensional. Lembaga lebih
46