Page 40 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (Di dedikasikan kepada DR. Setijadi, M.A)
P. 40

Seiring dengan perubahan  tersebut,  paradigma alcses  kemudian me-
         ngalami  pergeseran.  Para  pendidik  yang  berkecimpung  dalam  dunia
         pendidikan jarak jauh kemudian mulai menekankan pentingnya interaksi
         dalam proses belajar  jarakjauh untuk mempertahankan lrualitas (Garrison,
         1993).  Pemikiran mengenai kualitas yang menjadi ciri paradigma kedua
         ini didasarkan pada asumsi bahwa pendidikan pada dasamya merupakan
         suatu  komunikasi  dua  arah,  baik antara  mahasiswa dengan dosen,  ma-
         hasiswa  dengan mahasiswa  lainnya,  maupun  antara  mahasiswa  dengan
         pengelola. Kualitas pendidikan dicerminlcan oleh adanya serta tinggi ren-
         dahnya frekuensi  interaksi/komunikasi tersebut.  Holmberg (1983,  1986)
         dan Sewart (1984) adalah  tokoh pendidikan jarak jauh yang  sejak awal
         menekankan pentingnya interaksi ini.


           Holmberg  memandang pendidikan jarak jauh sebagai :
            . . . various forms of study at all levels which are not under the con-
           tinuous,  immediate supervision of tutors present with their students in
           lecture rooms or on the same premises, but which, nevertheless, benefit
           from  the planning,  guidance  and tuition  of a tutorial  organiltltion
           (Holmberg,  1986, hal. 2).


           Dengan jelas Holmberg menyebutkan bahwa sistem pendidikan jarak
        jauh terdiri dari komunikasi satu arah (presentasi materi ajar), baik da-
        lam bentuk tercetak, terekam, maupun tersiar, dan komunikasi dua arah
        antara  mahasiswa  dan institusi  penyelenggara program.  Interaksi  antara
        mahasiswa dengan institusi (termasuk dengan tutor/dosen) sangat penting
        dalam  proses  belajar  mahasiswa.  Hal  ini  karena,  menurut  Holmberg,
        walaupun pendidikan jarak jauh dirancang untuk mahasiswa bela jar man-
        diri  tetapi  tidak  berarti  mahasiswa  ditinggalkan  tanpa  layanan  bantuan
        bela jar.

                                        33
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45