Page 38 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (Di dedikasikan kepada DR. Setijadi, M.A)
P. 38
mengenai pentingnya interaksi dalam pendidikan jarak jauh untuk menja-
min kualitas pendidikan, serta pengaruh perkembangan teknologi infor-
masi dan komunikasi yang sangat pesat yang memungkinkan tercapainya
suatu sistem pendidikan tanpa restriksi sehingga menjadi lebih terb'wca.
Paradigma Akses vs. Kualitas
Pada awalnya, pemikiran mengenai sistem pendidikan jarak jauh
didominasi oleh pengertian sebagai suatu bentuk pendidikan yang dida-
sarkan pada penggunaan bahan ajar standar yang diproduksi secara rna-
sal untuk mencapai keuntungan ekonomis (economies of scale). Pemikir-
an ini mencerminkan penekanan pada isu aksesibilitas sebagai fokus pe-
nyelenggaraan pendidikan. Keinginan untuk meningkatkan akses terhadap
pendidikan telah menjadi pemicu utama penyelenggaraan pendidikan ja-
rak jauh di banyak negara (Garrison, 1993). Paradigma ini sejalan de-
ngan filosofi mengenai otonomi dan kemandirian mahasiswa yang banyak
dipelajari oleh Moore (1993). Selama bahan ajar telah dikembangkan,
maka diasumsikan mahasiswa mempunyai otonomi dan kemandirian utuh
untuk melakukan kegiatan belajarnya.
Berdasarkan fenomena paradigma akses ini, pendidikan jarak jauh
dianggap sebagai suatu bentuk industrialisasi pada bidang pendidikan
(Peters, 1967 dalam Keegan, 1993). Menurut Peters, pendidikan jarak ja-
uh merupakan produk masyarakat era industri. Sebagai suatu sistem,
proses pendidikan jarak jauh mempunyai banyak persamaan dengan suatu
proses produksi industri (pabrik). Keduanya mempunyai kesamaan ka-
rakteristik dalam hal adanya pembagian tugas yang jelas antara pekerja
(division of labour), mekanisasi, produksi masal, standardisasi output,
dan sentralisasi sistem. Adanya kesesuaian antara sistem pendidikan ja-
rak jauh dengan situasi masyarakat industri inilah yang menyebabkan sis-
tern ini dapat diterima oleh masyarakat dan berhasil digunakan untuk me-
31