Page 22 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (Di dedikasikan kepada DR. Setijadi, M.A)
P. 22
Menurut Sewart, beragam sistem pendidikan yang ada sesungguhnya mem-
bentuk suatu garis kontinum yang terentang dari titik di mana interaksi
tatap muka antara siswa dan pengajar terjadi secara terus menerus sam-
pai kepada titik di mana siswa belajar secara mandiri. Dalam garis
kontinum tersebut terdapat beragam bentuk sistem pendidikan, ·baik yang
bernuansakan sistem pendidikan jarakjauh di satu sisi (siswa mandiri dan
terpisah dari pengajar), maupun yang bernuansakan sistem pendidikan
konvensional di sisi lain (interaksi siswa dan pengajar secara langsung
dan terus menerus).
Jika diperhatikan dengan seksama, maka dari beragam definisi ten-
tang sistem pendidikan jarak jauh terlihat adanya kesamaan maupun
perbedaan. Masing-masing definisi mencerminkan hal-hal atau konsep-
konsep yang menjadi landasan pemikiran masing-masing ahli. Definisi
yang diberikan Peters memiliki konsep utama proses industrialisasi pen-
didikan, sedangkan definisi dari Moore (1973) mengemukakan transac-
tional distance dan otonomi siswa sebagai konsep utama. Sementara itu,
definisi dari Holmberg (1977) memiliki konsep utama otonomi siswa,
komunikasi yang tidak terus-menerus (non-contiguous) , dan guided didac-
tic conversation, sedangkan Keegan (1980) lebih menekankan adanya
integrasi kegiatan belajar dan mengajar sebagai konsep utama dalam
batasan yang diberikannya.
Di samping perbedaan-perbedaan tersebut, dan sekalipun telah
mengalami berbagai perubahan seiring dengan kemajuan yang terjadi,
keterpisahan antara siswa dan pengajar tetap menjadi ciri utama sistem
pendidikan jarak jauh, sebagaimana dikemukakan dalam berbagai defi-
nisi. Yang patut dicerrnati menurut Moore (1993), adalah bahwa keter-
pisahan antara siswa dan pengajar yang dimaksud dalam berbagai defini-
si tidak semata-mata hanya mencerminkan keterpisahan fisik, waktu, atau
15