Page 207 - Pendidikan Terbuka Untuk Indonesia Emas
P. 207
5. Pendidikan Terbuka dan Keadilan Ekonomi
jumlah peserta didik yang dilayani, jumlah matakuliah yang
ditawarkan, masa pakai bahan ajar, frekuensi revisi bahan
ajar, teknologi yang digunakan, cara penggunaan teknologi,
desain pembelajaran dan desain interaksi, intensitas layanan
kepada mahasiswa oleh staf, struktur organisasi, mekanisme
kerja, struktur penggajian, serta proporsi staf inti dan staf
tambahan yang ada di institusi pendidikan tersebut (Rumble,
2004; Bates, 2019). Walaupun demikian, secara umum hasil-
hasil riset menunjukkan secara konsisten bahwa sistem
pendidikan jarak jauh tampaknya memang lebih menarik
dari aspek ekonomi dibandingkan dengan sistem pendidikan
konvensional yang tatap muka (Perraton dalam Rumble,
2014). Dengan kata lain, studi yang mempelajari efektivitas-
biaya sistem pendidikan jarak jauh, baik pada tatanan institusi
maupun media, menyimpulkan bahwa sistem pendidikan jarak
jauh memiliki efektivitas biaya yang lebih tinggi dibandingkan
dengan sistem pendidikan tatap muka. Hal ini mengindikasikan
bahwa penggunaan dana masyarakat untuk pendidikan jarak
jauh berpotensi memberikan keadilan ekonomi yang lebih
tinggi karena layanan/manfaatnya dapat dinikmati oleh lebih
banyak orang.
REFERENSI
Bates, T. (1995). Technology, open learning and distance
education. New York: Rouledge.
Bates, A.W. T. (2019). Teaching in a digital age. Guidelines
for designing teaching and learning. Diunduh pada 26
Februari 2020 dari https://teachonline.ca/teaching-in-
a-digital-age/teaching-in-a-digital-age-second-edition.
Belawati, T. (1997). The anatomy of Universitas Terbuka’s cost
structure. Unpublished article for internal seminar.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Belawati, T. (2006). Financial management system in open and
distance learning: An example at Universitas Terbuka.
Educom Asia, 12(1), September 2006.
203