Page 189 - Pendidikan Terbuka Untuk Indonesia Emas
P. 189

Pendidikan Terbuka untuk Indonesia Emas


                 memunculkan beragam ketidakpastian. Para futuris, pegiat di
                 bidang ekonomi, perdagangan, dan industri sering menyebut
                 bahwa tahun 2020-an merupakan era dimana ketidakpastian
                 menjadi kepastian, bahkan fenomena chaotic menjadi realita
                 keseharian. Dalam kondisi ini, dinamika perubahan menjadi
                 keseharian, tidak mudah menduga apa yang akan terjadi di
                 depan. Kata kunci mengadopsi tubulensi akhirnya ditentukan
                 kemampuan  mengelola  mimpi.  Mimpi?  Ya,  mimpi  ketika
                 bangun;  bukan  bermimpi  di  saat  tidur.  Jawaban  keluar  dari
                 pusaran  ketidakpastian:  inovasi  dan  kreativitas!  Imajinasi
                 menjadi  penting.  Artinya,  modal  insani  Indonesia  jadi  jauh
                 lebih memegang peran penting.

                 Sampai  di  tahap  ini,  paling  tidak  tedapat  tiga  isu  kritis
                 menonjol  ketika  membahas  sistem  PTTJJ  dikaitkan  dengan
                 Universitas Terbuka dengan tagline: making higher education
                 open  to  all.  Apalagi  dikaitkan  dengan  amanah  Universitas
                 Terbuka sebagai salah satu komponen yang dapat dan mampu
                 berkontribusi mengembangkan modal insani Indonesia yang
                 mumpuni.  Dalam  batas  tertentu,  isu  kritis  dimaksud  dapat
                 dikelompokkan ke dalam aspek: (1) kualitas akademik, (2) tata
                 kelola, dan (3) daya jangkau.

                 Dalam  tataran  akademis,  unsur  menonjol  meliputi  kualitas
                 produk (produk akademik dan lulusan), riset dan pengabdiaan
                 masyarakat, diversifikasi layanan/produk, bantuan belajar, dan
                 sistem evaluasi. Di bidang tata kelola, unsur menonjol meliputi
                 kebijakan  terkait  fleksibiltas  organisasional,  pengembangan
                 sumber  daya  manusia,  budaya  organisasi,  organisasi  dan
                 tata  kerja,  dan  sistem  jaminan  kualitas.  Dalam  cakupan
                 daya  jangkau,  unsur  menonjol  meliputi  perluasan  akses,
                 pengakuan masyarakat, jaringan kemitraan, penguatan citra,
                 dan partisipasi masyarakat.







                                          184
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194