Page 104 - Perspektif Milenial Pendidikan Jarak Jauh
P. 104

~ Perspektif Milenial: Pendidikan Jarak Jauh ~   91



               wajah baru dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Layaknya air, UT
               memberikan kesegaran bagi tiap individu di Indonesia yang dahaga akan
               ilmu  dan  pendidikan  namun  terhalang  tembok  usia,  materi  waktu,  dan
               kesempatan.
                   Usia,  materi,  waktu,  dan  kesempatan  memang  acap  kali  menjadi
               tembok  besar  penghalang.  Sebuah  batas  yang  tak  terlihat  namun  terasa
               nyata  dalam  kenyataan.  Konstruksi  pendidikan  yang  dibangun  di  atas
               ketidakfleksibelan  regulasi  mengerangkeng  minat  dan  keinginan  untuk
               melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Hak untuk belajar seolah
               hanya  sebatas  angan  oleh  sebagian  kalangan.  Namun,  keterbatasan  itu
               kemudian  menjadi  tanpa  batas.  Batas  usia  bukan  lagi  penghalang  untuk
               melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang pendidikan tinggi.
                   Memperjuangkan  hak  asasi  dalam  pendidikan,  dilakukan  dengan
               serangkaian  inovasi  tanpa  henti.  Pelayanan  maksimal  kepada  mahasiswa
               diberikan hingga pelosok negeri. Mulai dari media cetak hingga kini media
               online  terus  dimodifikasi,  dengan  tujuan  mempermudah  proses  belajar
               mahasiswa  di  era  digital  seperti  saat  ini.  Hal  ini  terus  dilakukan  demi
               mewujudkan cita-cita bangsa mencerdaskan anak di seluruh negeri.
                   T e n t u   s a j a   a p a   y a n g   t e l a h   d i c a p a i  bukan  dengan  duduk  diam  atau
               sekedar  ongkang-ongkang  kaki.  Semua  bisa  terwujud  dengan  usaha  dan
               kerja keras segenap insan yang peduli terhadap nasib pendidikan di negeri
               tercinta ini. Dari sini kita belajar bahwa cemooh dan caci bukanlah virus yang
               dapat menghentikan langkah kaki apalagi membuat jantung terhenti, tapi
               sebuah  asa  yang  membakar  motivasi  untuk  berbuat  lebih  baik  lagi.
               Pembuktian eksistensi bukan dengan membalas serangkaian hujatan yang
               tak terhenti namun dengan sebuah pencapaian yang berarti, memberikan
               manfaat kepada sebanyak-banyaknya orang di seluruh negeri.

               BERTAHAN BUKANLAH MEMPERTAHANKAN


                   Proses dalam mengupayakan sebuah hasil memang tidaklah semudah
               membalik telapak tangan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan secara
               matang dan ada pula yang harus dikorbankan secara nyata. Salah satu ritual
               penting untuk memperoleh sebuah pencapaian adalah dengan bertahan.
                   Bertahan  memang  sebuah  bahasa  sederhana,  namun  kenyataannya
               bertahan  itu  tidak  semudah  pengucapan.  Bertahan  itu  membutuhkan
               s e b u a h   t e k a d   y a n g   k u a t ,   p a n t a n g   m  e n y e r a h ,   d a n   v i s i   y a n g   j e l a s .   Saat
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109