Page 234 - Cakrawala Pendidikan: E-Learning Dalam Pendidikan
P. 234

Cakrmmla !'endidika11  2



      bidang,  dan  mengukur  ruang  (mathematical  reasoning  ability).
      Berbagai  studi  membuktikan  bahwa  semakin  tinggi  mathematical
       reasoning  ability  seseorang,  semakin  tinggi  pula  ketajaman
      berfikirnya.  Ketiga,  adalah  kemampuan  analitis,  yaitu  menghu-
      bungkan  satu  gejala  dengan  gejala  lain,  dari  mulai  gejala-gejala
      sederhana  sampai  pada  yang  lebih  kompleks,  sesuai  tingkat
      perkembangan  siswa.  Keempat,  kemampuan  berfikir  kritis  dan
      evaluatif,  yaitu  menyimpulkan  dan  melakukan  evaluasi  terhadap
      permasalahan  pada  tingkatan  yang    lebih  abstrak,  serta
      memberikan pemikiran untuk solusinya.
              Siswa-siswa  pada  setiap  jenjang  pendidrkan  harus  diajar
      (baca:  dilatih)  secara  sistematis  agar  menguasai  semua  dimensi
      kemampuan  belajar.  mulai  dari  yang  sederhana  semakin  lama
      semakin  kompleks,  semakin  sukar,  dan  dengan  cakupan  yang
      semakin  luas.  Di  sekolah  dasar  proporsi  muatan  kemampuan
      belajar  harus  lebih  besar,  karena  muatan  isi  pendidrkan  bisa
      diperoleh  melalui  cara  belajar  seperti  membaca,  menulis,
      berhitung,  dan  analisis.  Semakin  tinggi  jenjang  pendidikan,
      seharusnya  proporsi  muatan  kemampuan  belajar  semakin  kecil,
      tetapi  muatan  isi  pendidikannya semakin  besar.  Pada  pendidikan
      tinggi,  muatan kemampuan belajar seharusnya diarahkan menjadi
      kemampuan  untuk  meneliti  dan  menciptakan  inovasi,  sedangkan
      substansi pendidikannya menjadi semakin terspesialisasikan.
              Pengalaman  menunjukkan  bahwa  peningkatan  mutu
      pendidikan  secara  makro  dan  terpusat  terbukti  tidak  mampu
      menjadikan pendidikan kita bermutu dan unggul.  Sebaliknya mutu
      pendidikan  akan  meningkat  jika  dilakukan  melalui  pendekatan
      mikro dan  berorientasi  pada  setiap  satuan  sekolah  atau  lembaga
      pendidikan.  Mutu  pendidikan  yang  dilaksanakan  dengan  cara
      mengajar  dan  menghapal  terbukti  tidak  ampuh,  sehingga  timbul
      kebutuhan  untuk menerapkan  learning by doing misalnya melalui
      metoda  mengerjakan  tugas  atau  proyek.  Keyakinan  terus



                                                              217
                                                                 1
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239