Page 230 - Cakrawala Pendidikan: E-Learning Dalam Pendidikan
P. 230
Cakrmmla l'e11didikan 2
belum berfungsi sebagai sarana umpan balik untuk penyempurna-
an proses dan hasil pendidikan.
Kurikulum sekolah yang terstruktur dan sara! beban
menjadikan proses pembelajaran steril terhadap keadaan dan
permasalahan yang terjadi di lingkungan. Akibatnya, proses
pendidikan menjadi rutin, tidak menarik. dan kurang mampu
memupuk kreativitas murid untuk belajar secara lebih efektif.
Sistem pendidikan yang berlaku juga kurang memungkinkan bagi
guru. kepala sekolah, dan pengelola pendidikan di daerah untuk
melaksanakan proses pembelajaran serta pengelolaan belajar
inovatif. Kurikulum yang kurang luwes dan terlalu terstruktur, baik
pada sekolah umum maupun kejuruan, belum menjadikan proses
pendidikan peka terhadap kebutuhan lapangan kerja. Akibatnya,
sekolah cenderung konservatif, kurang fleksibel dan tidak mudah
berubah seiring dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat. Pada jenjang pendidikan tinggi, perlu dilakukan
perubahan terhadap kurikulum yang masih menekankan pada
penentuan cakupan materi yang ditetapkan secara sentralistik,
sehingga kurikulum menjadi lebih adaptif terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan daerah dan
masyarakal setempat.
A. Kurikulum dan Permasalahannya
Perbandingan isi dan kandungan kurikulum antara Indo-
nesia dengan negara-negara di Asia menunjukkan gejala yang
menarik. Dalam kurikulum setingkat sekolah lanjutan tingkat
pertama (SL TP), jumlah mala pelajaran di Indonesia paling sedikil
(10 mala pelajaran), dibandingkan dengan Korea Selatan (16
mala pelajaran), Jepang (11 mala pelajaran), dan Cina (16 mala
pelajaran). Namun demikian, yang menimbulkan banyak masalah
213