Page 231 - Cakrawala Pendidikan: E-Learning Dalam Pendidikan
P. 231
S11rmdi. !'engemhan,<.;o/1 K11rikllllllll da11 Rohan Ajar .....
bukanlah jumlah mala pelajaran, tetapi cakupan dan kandungan
materi ajar yang sara! beban dan terlalu terstruktur.
Permasalahan kurikulum yang sara! beban dan terlalu
terstruktur dapat dilihat dari jumlah jam pelajaran per tahun.
Jumlah jam pelajaran SL TP per tahun di Indonesia adalah yang
tertinggi, yaitu 1.428 jam per tahun, sedangkan Korea sebanyak
1.126 jam, Jepang sebanyak 1.050 jam, dan Cina sebanyak 1.124
jam. Jumlah jam pelajaran di Indonesia yang rata-rata 40% lebih
lama dibandingkan dengan di ketiga negara tetangga tersebut
merupakan gambaran dari banyaknya cakupan materi pelajaran
(pokok bahasan) yang harus diberikan kepada siswa. Jumlah
pokok bahasan yang amat padat ini mengakibatkan proses
pembelajaran kurang menarik dan membosankan, sehingga
siswa tidak dapat belajar secara maksimal dan proses belajar
tidak menyenangkan. Akibatnya, rata-rata prestasi belajar
(misalnya IPA dan Matematika) para siswa di Indonesia terendah
dibandingkan dengan ketiga negara tersebut.
Berdasarkan pengamatan selama ini, proses belajar di
sekolah lebih ditandai oleh proses mengajar guru melalui
ceramah dan proses belajar siswa melalui menghafal.
Pengawasan terhadap keberhasilan mengajar selama ini lebih
didasarkan pada tingginya 'daya serap' dalam pengertian yang
sangat 'sumir'. Daya serap lebih dipahami oleh para pengawas
sebagai banyaknya pokok bahasan yang Ieiah disampaikan
kepada murid-murid, sehingga guru yang dianggap berhasil
adalah yang lebih banyak menyampaikan materi ajar dalam suatu
kurun waktu. Dengan demikian, maka banyaknya jam pelajaran
per tahun merupakan gambaran dari materi pelajaran yang sara!
beban dari setiap mala pelajaran.
Dilihat dari jumlah dan jenis mala pelajaran dalam
kurikulum SLTP, terdapat kecenderungan bahwa orientasi
pendidikan di Indonesia lebih menonjolkan dimensi 'kepintaran'
214