Page 232 - Cakrawala Pendidikan: E-Learning Dalam Pendidikan
P. 232
Cakrml·a/a Pendidikan 2
(otak kiri) daripada dimensi 'kecerdasan' atau 'kecakapan' (otak
kanan). Hamp1r seluruh mala pelajaran berorientasi pada proses
pembelajaran yang ditekankan pada mengingat dan menghafal,
termasuk muatan lokal yang umumnya berbentuk pelajaran di
kelas seperti mala pelajaran b1asa. Pada kurikulum terdapat 5%
(68 jam) untuk Kerajinan Tangan dan Kesenian yang seharusnya
lebih ditekankan pada pengembangan kecakapan murid. Namun,
kenyataannya mala pelajaran ini juga lebih mengarah pada
kerajinan Iangan daripada keterampilan sosial, emosional atau
inlelektual.
Sebagai perbandingan. di Korea, misalnya, sedikitnya
26'% materi kurikulum berorienlasi pada pengembangan
kecerdasan, kecakapan, etika dan estetika. seperti music, fine
arts, home economics, serta technology and industry. Hal ini
masih ditambah dengan pengembangan kecakapan yang
berorientasi lokal, seperti Chinese character and classic,
computer science, dan environment studies, yang rata-rata
mencakup sekitar 68 jam pelajaran per tahun. Orienlasi
pendidikan sejenis di Jepang sedikitnya mencapai 28% dan di
Gina bahkan lebih tinggi lagi. hampir 40%. Pendidikan yang terlalu
berorientasi pada kepintaran akan membuat siswa lebih banyak
mengingat dan menghafal dan kegiatan belajar menjadi
membosankan.
Proses pembelajaran di sekolah kurang berbasis pada life
skills atau kegunaan bagi kehidupan siswa sehari-hari. sehingga
mereka cenderung akan menjadi kurang cerdas secara sosial,
secara emosional, secara spiritual bahkan secara intelektual.
Lebih jauh, para siswa akan mengalami kemiskinan moral, etika
dan keindahan dan yang kemudian berkembang adalah motivasi-
motivasi kekerasan dan kerusuhan.
Konsep life skills sebenarnya menjadi dasar penting bagi
paradigma kurikulum yang selama ini kurang dipahami secara
215