Page 121 - Cakrawala Pendidikan: E-Learning Dalam Pendidikan
P. 121
Ca/.:mwa/a f'endidi/.:a11 2
secara cepat agar dapat menyelesaikan kurikulum tepa! waktu. Ia
tidak peduli apakah siswa sudah menguasai materi yang
disajikannya. Guru lain ada yang mengatakan bahwa ia Ieiah
selesai mengaJarkan topik terakhir. namun ketika diadakan tes,
ternyata pencapa1an siswa masih banyak yang di bawah 60%.
Untuk memacu siswa dalam Evaluasi Belajar T a hap Akhir
Nasional (Ebtanas). ia menyarankan siswa mengikuti bimbingan
tes. Ternyata usaha 1ni berhasil karena Nilai Ebtanas Murni
(NEM) s1swa tidak mengecewakan.
Satu iluslrasi la1n JUga cukup membual para pemerhali
pendidikan menJadi bingung. Seorang guru yang sangal energik
mencoba menerapkan konsep-konsep pembelajaran yang dia
peroleh kelika meng1kuli program mag1ster Teknologi Pembelajar-
an. Dalam pela)aran Bahasa Indonesia, ia mencoba mendorong
siswa menggunakan kosa kala yang Ieiah d1kuasainya melalui
pengalaman langsung. Para siswa (kelas 1 SO) diminta
membawa berbagai jen1s mainan ke kelas. Mereka d1minla
mencerilakan bagaimana mereka menggunakan mainan lersebut.
Anak-anak lampak sangal gembira dan berusaha mengungkap-
kan kegiatan bermainnya dengan kosa kala yang sudah
d1kuasainya. Namun, kepala sekolah yang kebetulan menyaksi-
kan kegiatan tersebut menggelengkan kepala. Pada waktu
istirahat, guru tersebut d1panggil dan diberilahu bahwa jika cara
mengajar seperti tadi dipertahankan. target kurikulum lidak akan
dapat diselesaikan oleh guru tersebut.
Ketiga ilustrasi di alas menyiratkan bahwa konsep
dasar/tolok ukur pembelajaran berkualitas perlu segera dimantap-
kan, sehingga ketika seseorang berbicara tentang pembelajaran
berkual1tas, ia akan menggunakan acuan yang sama. Jika konsep
yang digunakan berbeda, tentu penerapan konsep tersebut akan
lebih berbeda lagi karena dapat dipastikan bahwa penerapan
konsep selalu bervariasi. Berbagai variasi tentu dapat diakomoda-
105