Page 97 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 97
Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas 85
Gangguan berupa hipersekresi mukus dari sel-sel goblet menandakan
terjadinya gangguan kronis terhadap paru-paru. Pernafasan pada udara
asap rokok, mengakibatkan peningkatan sekresi mukus oleh sel goblet
(Masashi et al., 2001; Kiyoshi et al., 2001). Dalam hal ini nikotin berpengaruh
pada peningkatan aktivitas dari epidermal growth factor receptors (EGFR)
yang menginduksi sintesis mukus yang berlebihan yang mengakibatkan
hipersekresi mukus dari sel-sel goblet saluran pernafasan (Kiyoshi et al.,
2001).
Eksudasi plasma ke dalam jaringan, akumulasi monosit dan netrofil, dan
kerusakan jaringan ikat dari saluran pernafasan juga merupakan ciri dari
penyakit saluran pernafasan kronis akibat merokok (Etsuro et al., 1999;
Carnevali et al., 1998; Y-Hong dan Duncan, 1999). Terjadinya peradangan sel
berkorelasi dengan terjadinya fibrosis (pembentukan berlebih dari jaringan
ikat). Kehadiran asap rokok menyebabkan fibroblas paru-paru melepaskan
netrofil dan monosit sebagai respon terhadap asap rokok, dan hal ini dapat
mengarah kepada terjadinya peradangan sel paru-paru (Etsuro et al., 1999).
Kerusakan lain yang dapat ditimbulkan akibat merokok adalah
emphysema (melebarnya gelembung paru-paru) yang diinduksi oleh
rusaknya elastisitas mengembang dan mengempisnya paru-paru dalam
proses pernafasan (Irfan dan William, 1999; Etsuro et al., 1999; Ofulue et al.,
1999). Asap rokok dapat menginduksi kerusakan pada elastisitas paru-paru
(sehubungan dengan level elastin-derived peptides dan desmosin) dan
mengakibatkan emphysema (Ofulue et al., 1999; Ofulue et al., 1998). Dalam
hal ini makrofag lebih merupakan faktor patogen kritis dari pada netrofil
yang diinduksi asap rokok dalam terjadinya emphysema paru-paru (Ofulue
et al., 1998).
Dengan terjadinya kerusakan elastisitas paru-paru ini dapat
mengakibatkan waktu yang diperlukan untuk aktivitas pernafasan menjadi
meningkat. Waktu yang dibutuhkan oleh aktivitas macrophage-directed
elastinolytic dalam paru-paru meningkat dengan terjadinya perkembangan
emphysema yang diinduksi oleh asap rokok (Etsuro et al., 1999; Ofulue et
al., 1999; Ofulue et al., 1998). Asap rokok dapat menghambat kontraksi dari
fibroblast-mediated gel yang diakibatkan oleh komponen volatil asap rokok
yang mengurangi produksi fibroblast fibronectin. Penghambatan oleh asap
rokok ini dapat menyebabkan bertambahnya waktu yang dibutuhkan oleh
aktivitas macrophage-directed elastinolytic dalam paru-paru dan timbulnya
penyakit emphysema (melebarnya gelembung alveolus) paru-paru
(Carnaveli et al., 1998).