Page 96 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 96
84 Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas
terhadap kadar nikotin yang terdapat dalam rokok, yang beredar di Amerika
di bawah pengawasan Federal Trade Commision (FTC), diperoleh bahwa
pada seorang perokok sedang terdapat 48,6 mL nikotin dalam sekali isap
dan 44,1 mL pada perokok ringan (perokok pasif) (Mirjana et al., 2001).
Suatu jumlah yang cukup besar dari senyawa nikotin yang dapat masuk
kedalam tubuh seseorang. Ditambah lagi dengan sifat alveolus yang
mempunyai afinitas yang besar terhadap penyerapan nikotin, yang
memperbesar penyerapan senyawa nikotin ke dalam jaringan tubuh. Sel-sel
fibroblas dan epitelia dari paru-paru menunjukkan afinitas yang besar
terhadap nikotin, dengan adanya nicotinic acetylcholine binding sites yang
larut dalam cairan sel (Sharon et al., 2000).
Sutau penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa perokok pasif yang
berada pada lingkungan asap rokok (pengamatan terhadap wanita yang
bersuamikan perokok) akan mendapatkan dan memetabolisme 4-
(methylnitrosamin)-1-(3-pyridyl)-1-butanone (NNK) yang merupakan
senyawa karsinogenik spesifik dari rokok (Kristin et al., 2001; liu et al., 1993;
Alaoui-Jamali et al., 1991). Dijelaskan pula bahwa hal ini dapat
menyebabkan meningkatnya risiko terkena kanker paru-paru pada perokok
pasif tersebut. Hasil metabolisme NNK yang dikeluarkan melalui urine
berada dalam bentuk senyawa 4-(methylnitrosamin)-1-(3-pyridyl)-1-butanol
(NNAL) dan NNAL-Glucuronide (Liu et al., 1993; Alaoui-Jamali et al., 1991).
Berdasarkan perhitungan kadar NNAL dan NNAL-Gluc dalam urin perokok
pasif tersebut diketahui bahwa tingkat risiko terkena kanker paru-paru pada
perokok pasif tersebut adalah 1%-2% lebih tinggi daripada si perokok (Kristin
et al., 2001).
Selain menginduksi kanker, konsumsi nikotin dapat menyebabkan
peradangan pada paru-paru dan saluran pernafasan. Glutation (GSH)
merupakan senyawa antioksidan sebagai pelindung fital dari intra- dan
ekstra seluler dalam paru-paru. Menurunnya metabolisme GSH dalam
alveolus dan paru-paru merupakan penyebab utama dari banyak kasus
radang paru-paru (Irfan dan William, 1999). Diterangkan juga bahwa pada
perokok kronis (menahun), terjadi peningkatan GSH pada cairan dinding
epitel paru-paru, tapi pada perokok akut (mendadak tapi parah) tidak
didapatkan GSH (habis) pada sel. Dengan terjadinya peradangan pada paru-
paru dan saluran pernafasan dapat menginduksi rusaknya elastisitas paru-
paru.