Page 206 - Universitas Terbuka di Era Informasi
P. 206
Pembahasan tentang kualitas materi inisiasi perlu terus dilakukan pada
saat penyegaran tuton sebelum pelaksanaan semester 1. Pembahasan ini
dilakukan dengan melibatkan narasumber yang berkompeten disertai
penjelasan contoh RAT-SAT, materi inisiasi, serta pendukung lainnya,
seperti format tugas, dan cara penilaiannya. Pada kesempatan ini tutor
yang dipandang memiliki dedikasi yang luar biasa dalam memberikan
layanan tuton dapat diikutsertakan untuk menularkan ide, gagasan,
dan kemampuan yang telah dimilikinya kepada dosen yang lain. Namun
demikian, proses audit yang dilakukan secara resmi oleh Pusmintas perlu
dilakukan secara rutin dan terjadwal. Upaya ini perlu dilakukan mengingat
mulai 2013, UT juga merekrut tutor tuton yang merupakan para dosen
atau praktisi dari luar UT.
b. Sumber Daya Manusia
Faktor penting lain yang menentukan kualitas penyelenggaraan tuton
adalah sumber daya manusia (SDM). Jumlah tutor tuton yang diperlukan
semakin besar sejak diberlakukannya Uang Kuliah Tunggal (UKT) karena
berarti UT harus menyediakan layanan tuton untuk setiap mata kuliah.
Sebagai konsekuensinya, beberapa fakultas, misalnya FISIP dan FKIP,
harus melibatkan tutor tuton dari luar UT. FKIP, sebagai contoh, perlu
merekrut tutor tuton dalam jumlah yang besar dari luar UT untuk mata
kuliah Pendidikan Agama, khususnya Agama Islam. Pada masa registrasi
2014.1 terdapat 22 kelas untuk MKDU4110 Pendidikan Agama Islam
(Program Non Pendas). Dari 22 kelas tersebut, tutor dari UT hanya ada
satu orang, yakni Drs. Saiful Mikdar, M.Pd. sedangkan lainnya berasal
dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Meskipun telah berkoordinasi,
tetapi tetap diperlukan usaha dan kerja keras untuk mengingatkan para
tutor ini agar tidak terlambat membuka “mata” atau terlambat melayani
mahasiswa. Pada sisi yang lain, untuk mata kuliah Agama Kong Hu Cu
dan Agama Budha misalnya, meskipun jumlah kelasnya sedikit, UT harus
bermitra dengan Kementerian Agama yang koordinasinya juga cukup
sulit dilakukan, karena UT tidak mempunyai SDM dengan latar belakang
pendidikan yang relevan. Contoh tersebut memberikan pembelajaran
bahwa dalam penyediaan SDM, layanan tuton harus mendapatkan
196