Page 32 - Pendidikan Tinggi Jarak Jauh
P. 32
PENDIDIKAN TINGGI JARAK JAUH
2002; Soekartawi, 2003; Soekartawi et.al, 1999; Hashim dan
Razmah, 2001) antara lain:
1. Analisis Kebutuhan (Need Analysis)
Dalam tahapan awal, pada prinsipnya perlu dipertimbang-
kan apakah belajar-e memang diperlukan. Perkiraan atau saran
orang lain tidak dapat menjawab pertanyaan ini, karena setiap
lembaga menentukan teknologi pembelajaran yang berbeda satu
dengan lainnya. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan. Jika
hasil analisis ini adalah membutuhkan atau memerlukan belajar-e,
maka tahap berikutnya adalah membuat studi kelayakan
(Soekartawi, 1995), yang komponen penilaiannya adalah:
• apakah secara teknis dapat dilaksanakan (misalnya, apakah
jaringan komputer atau internet bisa dipasang? Apakah
infrastruktur pendukungnya, seperti telepon, listrik, dan
komputer, tersedia? Apakah tenaga teknis yang dapat
mengoperasikannya tersedia?);
• apakah secara ekonomis menguntungkan (misalnya, apakah
dengan PJJ atau belajar-e kegiatan yang dilakukan
menguntungkan atau apakah return on investment (ROI)-nya
lebih besar dari satu?
• apakah secara sosial PJJ atau penggunaan belajar-e tersebut
diterima oleh masyarakat?
Biasanya di antara tiga alat evaluasi di atas, evaluasi
secara hitungan ekonomi sering mengundang pertanyaan. Debat
soal mi sering terjadi. Ada yang berpendapat bahwa PJJ jauh
lebih murah, namun sebaliknya ada yang mengatakan lebih
mahal. Hal ini bisa dimengerti, karena komponen biaya terdiri dari
dua macam biaya, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak
tetap (variabel)
17