Page 65 - bnbb_301_r
P. 65
Empat Dasawarsa Perpustakaan Universitas Terbuka
Gedung STOVIA (Sekarang: Museum Kebangkitan Nasional). Wikipedia
Pada masa pendudukan Jepang selama sekitar tiga setengah tahun,
bisa dikatakan bahwa tidak ada perkembangan sama sekali dalam
dunia perpustakaan di Indonesia. Kegiatan Bataviaasch Genootschap
82
van Kunstenen Wetenshappen pun dibekukan . Setelah Indonesia
merdeka, tepatnya pada tahun 1952, nama Koninklijkbataviaasch
Genootschap Van Kunstenen Wetenschappen (KBG) diubah menjadi
“Lembaga Kebudayaan Indonesia”. Lembaga Kebudayaan Indonesia
dinyatakan pailit dan dibubarkan pada tahun 1962. Seluruh Aset
Lembaga Kebudayaan Indonesia kemudian diambilalih dan dikelola oleh
Biro Perpustakaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
83
Indonesia pada masa itu .
Selain itu, perpustakaan dalam lingkungan lembaga pendidikan
tinggi pada era kolonial juga mulai terbentuk bersamaan dengan
pendirian lembaga pendidikan tinggi tersebut. Hal ini karena lembaga
pendidikan sejatinya tidak mungkin dapat melakukan tugasnya
dengan baik jika tidak dilengkapi dengan sumber-sumber literasi ilmu
pengetahuan yang cukup. Perpustakaan milik ‘Dokter Java School’
atau School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA) misalnya,
terbentuk secara otomatis pada pendirian lembaga pendidikan tersebut
82 Basuki, Sulistyo, “Sejarah Bibliografi di Indonesia”,Majalah Biola Pustaka Vol.1 No.2, Perpustakaan Nasional, 2023,
hal.4.
83 Fransiska,Maya, “ Perpustakaan Nasional Republik Indonesia: Peran dan Kiprah”, Perpustakaan Nasional, Jakarta,
2015, hal.92-96.
51