Page 52 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 52
Hermeneutika dan Semiotika dalam Puisi
Pierce berkebangsaan Amerika dan Saussure
berkebang-saan Perancis. Pierce seorang ahli filsafat
dan ahli logika, sementara Saussure adalah cikal bakal
kemunculan linguistic umum. Sementara menurut Rahayu
Surtiati Hidayat, Saussure memang yang pertama kali
mencetuskan gagasan untuk melihat bahasa sebagai sistem
tanda (sign). Namun dia sebenarnya tidak berpresetensi
menjadi semiotikus atau semiotisian karena pusat minatnya
adalah bahasa.
B. Istilah Semiotik
Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari
kata yunani Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri
didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi sosial
yang terbangun sebelumnya dapat dianggap mewakili
sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai
suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya
asap menandai adanya api, sirene mobil yang keras
meraung-raung menandai adanya kebakaran di sudut kota
(Wibowo, 2013: 7).
Memahami tanda-tanda dalam kehidupan
bermasyarakat sangat beragam, misalnya salah satu suara
“klakson” motor/mobil yang berada tepat di belakang
pengemudi lain menandakan bahwa keberadaan adanya
motor/mobil tersebut, situasi lain menandakan motor/
mobil tersebut ingin mendahului pemudi lain, dan bisa
saja tanda selanjutnya bahwa pengemudi lain melaju lebih
cepat dikarenakan banyak pengemudi dibelakangnya.
Istilah semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu
yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-
peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Pada
dasarnya, analisis semiotika memang merupakan sebuah
ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang
perlu dipertanyakan lebih lanjut ketika kita membaca
teks atau narasi/wacana tertentu. Analisisnya bersifat
paradigmatik dalam arti berupaya menemukan makna
41