Page 46 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 46
Hermeneutika dan Semiotika dalam Puisi
Dilthey telah membuaka ruang fenomenologi
dengan sentralisasi konsep. Fenomenologi
merupakan pendekatan untuk menggambarkan
hal-hal seperti yang mengalami jauh sebelumnya
menjadi rumusan dalam pikiran. Tradisi
fenomenologi beranggapan bahwa seseorang yang
aktif menafsirkan pengalamannya dan berupaya
mengenal dunia dengan jiwa professional yang
dimilikinya. Dengan demikian, fenomenologi
menjadikan pengalaman realistis menjadi pijakan.
Semua yang dapat ketahui adalah apa yang alami
sendiri.
Rumusan yang terintegrasi dengan
pengertian Schleiermacher dan Dilthey dalam
konteks pemahaman merupakan sesuatu yang
dipunyai seseorang, baik pembaca maupun
peneliti. misalnya, pemahaman tentang surat-
surat Kartini atau tentang simbol-simbol dalam
candi Borobudur. Pemahaman Heidegger
bukanlah sesuatu yang dimiliki. Pemahaman
adalah kusekuansi pengetahuan bukanlah untuk
memahami dunia melainkan keterbukaan dasein
sendiri terhadap dunia dan kemungkinan untuk
berada dalam dunia.
4. Hans-Georg Gadamer
Hans-Georg Gadamer dilahirkan di Marburg
pada 11 Februari 1900. Ia menjalani kehidupan
dalam suasana akademik di Jerman. Ayahnya seorang
profesor dan peneliti kimia. Kehidupan keluarga
Gadamer bukan mayoriti iman Kristiani,kendati
dalam didikan Protestan. Dilatarbelakangi kecintaan
sang ayah Gadamer, seorang anak asuh dari Martin
Heidegger, mengatakan bahwa individu tidak berdiri
sendiri melainkan terpisah dari segala sesuatu
untuk mengkaji dan mengintpretasi; bahkan
menginterpretasi dengn natural selaku segmen dari
eksistensi temporal.
35