Page 126 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 126

Hermeneutika dan Semiotika dalam Puisi


                             pengandalian  diri    atau tidak  keimanan  yang
                             kuat, maka seseorang akan menyalahkan yang
                             Maha  Kuasa.  Penulis  puisi  “Marah” ini  lebih
                             intens memperkenalkan identitas dirinya bahwa
                             bagaimanapun gejolak sangat marah/sanna
                             larrona/ dalam diri sendiri harus dikendalikan
                             dengan  kesabaran dan  atau  ketabahan  dalam
                             menjalani  suatu  kehidupan.  Jika dalam kondisi
                             sangat marah/sanna larrona/ jangan  pernah
                             menyalahkan pencipta bumi dan langit dan lebih
                             baik diam dan jaga lisan.

                          3)  Penyisipan Klausa

                                   Budiman  (2022:7)  Klausa  merupakan
                             satuan gramatik yang terdiri atas subjek  dan
                             juga predikat, baik disertai objek, pelengkap, dan
                             keterangan maupun tidak. Klausa merupakan S
                             P (0) (Pel) (Ket), tanda kurung tadi menandakan
                             bahwa  fungsi-fungsi  yang  terletak  pada  tanda
                             kurung bersifat mana suka, boleh terdapat boleh
                             tidak. Jadi unsur inti klausa adalah S(Subjek)  &
                             P(Predikat).
                                   Klausa-klausa  yang  digunakan  dalam
                             campur kode  Bahasa Mangkasarak pada puisi
                             AMMA#, misalnya    kutayangki ri lalang soknaku
                             (Kutunggu  kau dalam mimpiku,  &  o ammalek
                             kukioki arenta (O,Ibu, kupanggil namamu)
                                   Fungsi  klausa  dalam  puisi  “AMMA#2”
                             untuk  memperauhi  pembaca  bahwa  sosok
                             seorang AMMA#2  tidak terlepas dari kondisi
                             kesehariannya  tanpa  mengabaikan  komunikasi
                             dengan  orang  lain,  misalnya  pada  klausa/
                             kutayangki ri  lalang soknaku//kutunggu  kalu
                             dalam mimpiku//. Penulis juga memanfaatkan
                             klausa  yang  berfungsi  sebagai  penghormatan
                             kepada AMMA#2,  yakni pada campur kode//
                             ammalek kukioki  arenta// Ibu,  kupanggi


                                                                        115
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131