Page 95 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 95
Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara. Selanjutnya Smith dalam Rusli
78 79
(2020) mengatakan bahwa nasionalisme merupakan sebuah pergerakan ideologi dalam
mencapai pemerintahan sendiri dan kemerdekaan bagi suatu golongan atau sebagian
kelompoknya yang mendeklarasikan diri mereka sebagai bangsa yang sebenarnya, atau
bakal bangsa seperti bangsa-bangsa lain. Selanjutnya Snyder (Rusli, 2019) mengatakan
bahwa “nasionalisme merupakan satu emosi yang kuat yang sudah mendominasi pikiran
dan tindakan politik pada kebanyakan rakyat, semenjak revolusi Prancis”. https://tirto.
id/ginC.
Oleh karena itu, salah satu upaya kongkrit yang harus dilakukan adalah dengan
mewariskan nilai-nilai nasionalisme berdasakan pada nation state yang dicita-citakan
Ir Soekarno. Nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam suku bangsa, etnik, ras dan
golongan menjadi perekat nasionalisme. Sebab, nasionalime sesungguhnya bagaikan
irisan kulit bawang, yang ketika dikupas akan hilang, maka setiap irisan kulit bawang
tersebut membutuhkan perekat, dan nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam
masyarakat negara bangsa-lah yang menjadi perekat irisan nasionalisme tersebut.
3. Kontruksi Nasionalisme di Perguruan Tinggi
Selain itu, untuk memastikan setiap irisan agar tetap merekat pada irisan lainnya,
maka diperlukan nilai-nilai kearifan lokal tetap hidup dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat, sesuai dengan konsep nation state, negara bangsa yang mengakui
keragaman dalam masyarakat, dan keragaman itu akan berfungsi sebagai kekuatan
(power) agar nilai-nilai nasionalisme tumbuh dan berkembangnya serta stabil. Dalam
hal ini, lembaga pendidikan tinggi sebagai multistakehoders memiliki tanggungjawab
besar dalam mengkontruksikan nilai-nilai nasionalisme kepada masyarakat kampus,
agar nilai-nilai nasionalisme tersebut terbentuk dan terwariskan kepada generasi muda
sebagai penerus bangsa Indonesia. Secara konsep, Menurut Handayani (2017) titik tekan
teori konstruksi adalah membahas proses bagaimana orang membangun pemahaman
bersama mengenai makna. Makna dibentuk dan dikembangkan, dengan bekerjasama
dengan orang lain bukan oleh setiap individu secara terpisah. Dalam hal ini, perguruan
tinggi. Kemudian George Herbert Mead dalam Handayani (2017) menggunakan ide
ini untuk menunjukkan bagaimana individu dihubungkan dengan lingkungan dalam
perkembangan generasi. Kemudian, menurut Waters dalam Handayani (2017)
konstruksi adalah konsep yang menggambarkan bagaimana realitas sosial dibentuk dan
dimaknai secara subjektif oleh anggota masyarakat. Dalam hal ini, bagaimana peran
perguruan tinggi dalam upaya mengkontruksikan nilai-nilai nasionalisme tadi.
Perguruan tinggi sebagai salah satu instrumen penting dan strategis yang dapat
melakukan peran-peran logis dalam upaya melakukan transfer of knowledge dan
transfers of values, termasuk transformasi ideologi kepada anak bangsa. Ditinjau dari
teori desonansi kognitif (cognitive dissonance) yang dibangun oleh Leon Festinger
(Rusli, 2020), disonansi kognitif merupakan sebuah teori dalam psikologi sosial yang
membahas mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang akibat sikap, pemikiran, dan