Page 72 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 72

Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB)  Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta


               persatuan Islam. Di  mana orang Islam bertempat  disitulah  ia  harus mencintai  dan
 54                                                                                           55
               bekerja  untuk  keperluan  negeri  itu  dan rakyatnya.  Islam yang  sejati  mewajibkan
               kepada pemeluknya mencintai dan bekerja  untuk negeri yang didiami,  dan bekerja
               untuk rakyat antara mana ia hidup, selama negeri itu dan rakyat itu masuk dalam Darul
               Islam”  Pernyataan Soekarno ini menegaskan bahwa cinta tanah air bukan semata-
               mata mencintai daerah di mana dia dilahirkan, bahkan lebih dari itu merupakan cinta
               terhadap negara dan seluruh manusia yang berada di negeri itu. Negeri di mana dia
               sekarang mencari nafkah dan beraktifitas sehari-harinya. Dengan kecintaan tersebut,
               dia akan berusaha memaksimalkan potensinya untuk membangun negeri ini dengan
               bekerja sama dengan sesama bangsanya.  Cinta tanah air, menurut Soekarno, memiliki
               beberapa syarat yang harus dipenuhi: 1) berdasarkan pengetahuan atas sejarah bangsa
               ini, bukan untuk kesombongan dan bukan chauvinis (fanatisme buta), 2) berdasarkan
               rasa cinta pada manusia dan kemanusiaan, mencintai orang lain sebagaimana mencintai
               diri sendiri dan merekatkan tali persaudaraan, 3) rasa cinta bangsa itu adalah lebar dan
               luas, yaitu memberikan peluang kepada orang lain untuk sama-sama mencapai tujuan
               dan cita-citanya.
                     Mencerna  pemikiran  Bung Karno tersebut,  tentu  saja nasionalisme  tidak
               selayaknya hanya muncul untuk merespon isu-isu yang sifatnya sesaat seperti dinamika
               sosial politik  masyarakat  saat ini, dimana  nasionalisme  seakan menjadi  komoditas
               politik. Padahal, Bung Karno dan para perumus negara telah menempatkan  prinsip
               nasionalisme sebagai salah satu prinsip fundamental negara. Sepatutnya nasionalisme
               juga  ditunjukkan  dalam  kehidupan  berbangsa,  bernegara,  dan  bermasyarakat  bukan
               menonjolkan identitas unsur-unsur keindonesiaan dan membangun sentimen primordial.
                     Pemikiran Bung Karno yang juga menjadi dasar pijakan pemerintahan Jokowi
               saat ini adalah konsep  Trisakti, yang disampaikannya  di depan Sidang Umum Ke-
               IV  MPRS pada  tanggal  22  Juni  1966.  Dalam  pidatonya  dia  mengatakan:  “bahwa
               kita  dalam melaksanakan Amanat  Penderitaan  Rakyat  itu  tetap  dan tegap  berpijak
               dengan kokoh-kuat atas landasan Trisakti, yaitu berdaulat dan bebas dalam politik,
               berkepribadian dalam kebudayaan, dan berdikari dalam ekonomi.” Kedaulatan politik
               diejawantahkan oleh Soekarno dalam konsepsi l’desire et ensemble (kemauan untuk
               bersatu). Kedaulatan  Politik berarti  kemauan  dan determinisme  suatu bangsa untuk
               menegaskan dirinya sebagai bangsa yang bebas dalam mengelola tata pemerintahan
               republik tanpa ada intervensi dari pihak luar dan juga adanya keinginan untuk menjalin
               relasi dengan negara lain dalam tataran yang seimbang dan menguntungkan. Konsepsi
               berkepribadian  secara  budaya dimaknai  sebagai  upaya  untuk memahami  perubahan
               mendasar dalam konstelasi budaya di Indonesia.. Dalam konteks ini, yang perlu dilawan
               Soekarno adalah  esensi liberalisme  maupun budaya hedonistik yang tidak sesuai
               dengan kepribadian Indonesia. Sedangkan konsepsi yang ketiga adalah berdikari secara
               ekonomi dimana bangsa Indonesia harus berdiri di atas kaki sendiri, dimana pemerintah
               dan rakyat harus mengoptimalkan kekayaan alam Indonesia dengan berbagai macam
               penemuan dan inovasi-inovasi baru, tanpa ada intervensi dari negara-negara kapitalis.
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77