Page 68 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 68
Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
50 Membumikan Alam Pemikiran 51
Proklamator Kemerdekaan Indonesia,
untuk Terus Membangkitkan Semangat
Nasionalisme dari Generasi ke Generasi
Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes.
Rektor Universitas Negeri Surabaya
1. Nasionalisme Indonesia dalam Dinamika Global
Negara-negara di dunia saat ini tengah dihadapkan pada permasalahan global
terkait dengan transformasi teknologi informasi yang berkembang semakin pesat.
Disrupsi teknologi telah membawa perubahan siginifikan di semua sendi kehidupan
masyarakat. Digitalisasi telah menjadi bahan diskusi di seluruh dunia dari waktu ke
waktu (Amusan, 2020). Secara meluas dunia telah mengalami perubahan yang cepat,
dimana digitalisasi telah menggantikan kegiatan-kegiatan tradisional yang bersifat
konvensional. Metafora dunia nyata dihadirkan dalam bentuk virtual atau dikenal dengan
istilah metaverse, dimana orang dapat bekerja dan berkolaborasi secara virtual, dan
bahkan menukar uang dunia nyata dengan barang dan layanan virtual. Dunia perbankan
dan keuangan akan mengalami pergeseran, bahkan beberapa diantaranya saat ini sudah
mulai menerapkan digitalisasi keuangan. Peran pemerintah tentunya sangat dibutuhkan
dalam rangka mendukung percepatan industri teknologi yang berbasis pada teknologi
virtual reality dan augmented reality, serta mempersiapkan sumber daya manusia yang
mumpuni.
Namun demikian, di sisi lain kita pun dihadapkan pada tantangan kedaulatan politik
dan kemandirian ekonomi. Kekuatan ekonomi global telah merasuk dan mengikat secara
kuat di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Orientasi untuk melakukan
kapitalisasi pada sektor ekonomi seakan-akan bertujuan pada kepentingan para pemilik
modal semata. Bung Karno menegaskan dalam bukunya “Indonesia Menggugat” yang
menyatakan bahwa “yang saya artikan dengan imperialisme ialah kejadian, bahwa kapital
besar sesuatu negeri yang sebagian besar dikuasai bank- bank, mempergunakan politik
luar negeri dari negeri itu untuk kepentingannya sendiri”. Imperialisme adalah semata-
mata penglahiran politik dari kecenderungan yang bertambah besar dari modal, yang
bertimbun- timbun di negeri-negeri yang lebih maju industrinya, untuk diperusahakan
ke negeri-negeri yang kurang maju dan kurang penduduk “. Dalam pandangan Bung
Karno tersebut, tentunya kita dapat melihat bagaimana besarnya pengaruh ekonomi
kapitalis yang dibingkai dalam kemajuan teknologi untuk bisa masuk ke negara-negara