Page 34 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 34

Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB)  Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta



 16             Memaknai Kembali Pemikiran                                                    17

                Bung Karno tentang Gotong Royong




                                    Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D.
                                       Rektor Universitas Terbuka
                                     Teguh Prakoso, S. Pd., M. Hum.
                  Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Terbuka


               1.    Pendahuluan

                     Sebagai  negara yang  telah  berumur  lebih  dari  setengah  abad,  Indonesia  telah
               mengalami  perkembangan  yang sangat pesat. Dalam hal berdemokrasi,  misalnya,
               Indonesia telah melaksanakan pemilihan presiden secara langsung selama empat kali.
               Dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara, proses demokratisasi di Indonesia
               adalah hal yang luar biasa. Presiden terpilih adalah presiden yang benar-benar pilihan
               rakyat, yang prosesnya sangat demokratis. Pada satu sisi, terdapat pemerintahan yang
               ‘berkuasa’ karena dukungan rakyat yang nyata. Pada sisi lain, muncul juga oposisi yang
               fungsi sejatinya adalah kontrol atas apa yang diputuskan Pemerintah. Konsekuensinya,
               ruang  untuk  memberikan  berbagai  komentar, kritik,  atau  sudut pandang  lain  atas
               kebijakan Pemerintah menjadi sangat terbuka. Peran oposisi sebagai penyeimbang pun
               sebenarnya sangat diperlukan. Sayangnya, opini yang dibangun untuk mendelegasikan
               fungsi yang diemban lebih didominasi pada hal yang sifatnya ‘asal beda’ dan tidak
               ada saran konstruktif atas persoalan yang ada. Segala yang disampaikan lebih banyak
               menimbulkan kegaduhan semata, misalnya dalam prosesi Kendi Nusantara. Saat itu,
               Presiden Republik  Indonesia, Joko  Widodo, mengumpulkan  Gubernur dari  seluruh
               Indonesia untuk menyaksikan seremoni dimulainya  pembangunan Ibu Kota Negara
               (IKN) di Nusantara, Kalimantan Timur. Seremoni tersebut sejatinya memiliki makna
               yang mendalam. Dalam  sudut pandang penulis,  pada momen  itu,  Presiden ingin
               meneguhkan komitmen kebangsaan bahwa Indonesia adalah terdiri atas berbagai suku
               bangsa. Keragaman agama, adat-istiadat, bahasa, budaya, dan berbagai heterogenitas
               lainnya adalah kekayaan yang harus disatukan dengan simbolisasi tanah dan air (lihat
               juga Prakoso, 2022). Selain itu, Presiden juga ingin menyampaikan pesan bahwa untuk
               mewujudkan  cita-cita  pembangunan  IKN, diperlukan  kebersamaan  semua  rakyat
               Indonesia yang ditandai dengan hadirnya 28 gubernur dari seluruh Indonesia (6 gubernur
               berhalangan hadir) . Pesan perlunya gotong royong alias kerja sama pun jelas terbaca
                                1
               melalui seremonial tersebut. Tanpa simbolisasi kebersamaan ini, cita-cita Presiden Joko
               1  6 Gubernur Absen Prosesi Kendi Nusantara yang Digelar Jokowi di IKN, https://www.cnnindonesia.
                  com/nasional/20220314095914-20-770784 Senin, 14 Maret 2022 10.14 WIB
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39