Page 30 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 30

Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB)  Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta


               demokratisasi yang pada gilirannya akan mampu melaksanakan pembangunan nasional
 12                                                                                           13
               upaya  peningkatan  kualitas  pendidikan  rakyat.  Hal ini  karena  konsep nasionalisme
               merupakan dorongan yang mendasar dalam pengaktualisasian pendidikan humanisme
               yang mengarah pada eksistensi manusia merdeka, merdeka geraknya, merdeka lahir
               batinnya, sekaligus merdeka alam fikirnya.
                                                      19
                     Benih-benih nasionalisme  tumbuh dalam diri Soekarno dan kawan-kawannya
               melihat kemiskinan, kebodohan dan ketertindasan rakyat pribumi akibat tekanan dari
               penjajah.  Kemudian  membentuk  organisasi-organisasi  nasionalisme  Indonesia  yang
               bersifat kultural. Yang dimaksud dengan nasionalisme kultural adalah adanya kenyataan
               bahwa perhatian pada latar belakang kultur yang beraneka warna di Indonesia sehingga
               bentuk persatuan yang mengikat mereka adalah budaya daerah seperti nasionalisme
               jawa, nasionalisme Sumatra dan lain-lain. 20
                     Pergerakan  nasionalisme  itu  semuanya  mempunyai  keinginan  hidup  menjadi
               satu, bahwa mereka dengan kaum nasionalis itu merasa “satu golongan, satu bangsa”
               segala pihak dari pergerakan ini baik nasionalis maupun islamis beratus-ratus tahun
               lamanya tetap ada, “persatuan hal ihwal” sama-sama bernasib tidak merdeka. Persatuan
               nasib inilah yang menimbulkan rasa segolongan. 21
                     Saya bisa menangkap apa yang menjadi pemikiran Bapak pendiri bangsa dalam
               Islam dan nasionalisme ini, bisa membangkitkan semangat dan menginspirasi generasi
               anak  muda  sekarang  untuk  bangsa.  Pemikiran  proklamator  Indonesia  ini  juga  yang
               mendasari keharusan menciptakan pendekatan terbaru dalam membina dan mengasah
               bakat anak-anak. Bakat anak bangsa perlu sekali diwadahi agar dunia tahu betapa
               hebatnya anak Indonesia yang selama ini dikenal sangat ramah.
                     Salah satu tantangan  yang sangat  pelik adalah  tantangan arus globalisasi  dan
               kemajuan teknologi informasi. Tantangan ini tentu harus dihadapi dengan kecerdasan
               dengan tidak  meninggalkan  nilai-nilai  ke-Indonesia-an.  Di sinilah sekali  lagi,  tugas
               anak muda sekarang harus lebih bisa berpikir rasional dan jauh ke depan (visioner).
               Tidak asal berpikir apalagi bertindak, mengawalinya dengan terlebih dahulu membuat
               perencanaan yang matang dari setiap program dan mengkajinya dengan melihat dampak
               yang  akan  muncul  dari  berbagai  sisi.  Itulah  seharusnya  jiwa  anak  muda  sekarang.
               Yakinlah di pundak merekalah perjuangan dan kebangkitan bangsa bisa dilanjutkan.










               19  Eliyanto, dkk, Ejournal Cakrawala: Studi Manajemen Pendidikan Islam dan Studi Sosial, Nasionalisme
                  Soekarno Perspektif Pendidikan Islam Telaah Kritis Buku di Bawah Bendera Revolusi vol 3 No 2
                  (2019), hal. 78.
               20  Anthony Reid, Jejak Nasionalis Indonesia mencari masa lampaunya dalam Anthony Reid & David
                  Marr, Dari Ali Haji Hingga Hamka (Indonesia dan Masa Lampaunya), (Graffiti Pers, 1983). Lihat juga
                  Badri Yatim, Soekarno, Islam dan Nasionalisme, hal. 19.
               21  Ir. Soekarno, Nasionalisme, Islamisme, Marxisme, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2021), hal. 15.
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35